08

423 47 2
                                    

Pagi hari kemudian para elemental melanjutkan perjalanan nya dengan berjalan kaki

"Bang, kenapa ga coba liat GPS aja?" Tanya ice

"Gada sinyal, kalo mau mah kompas aja, tpi yg manual, emng ada?" Tanya gempa balik

"Eh ngomong-ngomong soal kompas, gue kayaknya ada deh, tpi ini bukan punya gue sendiri sih" sahut blaze

"Terus punya siapa?" Tanya taufan

"Solar" jwb blaze

Saat menyebut nama solar thorn langsung merampas kompas tersebut

"Kenapa kompas ini ada di abang?" Tanya thorn tak santai

"Eh, santai thorn" ucap blaze sedikit takut

"Ck, jawab bang!" Suara thorn semakin meninggi

"Ehh, gini, jadi sebelum solar meninggal gue dikasih kompas ini sama dia, gini ceritanya"

Flashback on

Disaat mobil mogok solar dan blaze sempat mencari jalan keluar menggunakan kompas, disela sela mencari arah yg benar solar memulai percakapan

"Bang, abis ini lo aja yg simpen kompas nya" ucap solar

"Lah kenapa dah?" Tanya blaze

"Gapapa, siapa tau kalo gue mati di tengah perjalanan, lo masih bisa bantu yg lain buat nyari jalan keluarnya pake kompas ini dan tanpa gue" solar menjelaskan maksudnya

"Dih? Terus lo berpikir kalo lo bakal mati di tengah perjalanan gitu?"

"Iya gue berpikir gitu, dan gue juga bisa ngerasain kalo sebentar lagi gue bakal mati......" Solar menggantungkan kalimatnya

"Dan gue mohon sama lo, jaga thorn baik baik ya, jangan bikin dia sedih, jangan bikin dia inget sama gue" sambung solar dan memberikan kompas nya, blaze menerima dengan ragu, sampai akhirnya solar menggerakkan tangan blaze untuk mengambilnya

"Dah gausah dipikirin, yuk balik ke tempat tadi" ajak solar

Sementara blaze mengikuti solar dengan tatapan heran

Flashback off

Thorn terdiam cukup lama setelah mendengar cerita blaze, dirinya hampir menangis karna solar menitipkan dirinya ke blaze. Suasana mendadak hening

"Ini yakin masih bisa dipake?" Tanya taufan memecah keheningan

"Masih" sahut blaze

"Hali kok diem aja daritadi?" Tanya gempa

"Halah, kayak lo gatau dia aja gem, kan emng si hali pendiem dari dlu" sahut taufan

"Ga, diem emng pendiem, tpi kali ini beda, tatapan nya tuh kosong" ucap gempa

"Laper kali dia bang" celetuk blaze

Tpi tiba tiba hali mengerang kesakitan "arrghhhhh"

Melihat itu sontak taufan mengambil ponselnya dari saku celananya dan merekam kejadian tersebut, menurut taufan adegan seperti ini sangat langka, hanya bisa dilihat sekali seumur hidup, lebay memang.

Gempa menoyor kepala taufan "goblok, itu si hali kerasukan!"

Taufan membalasnya dengan cengiran polos "hehe sorry"

"ARRRGHHH MATI KALIAN SEMUA!" Teriak hali

"Dari kemarin ngomong nya mati mulu" celetuk blaze

Tpi tiba tiba hali mengambil batu besar yg tak jauh darinya, dan melemparkan batu tersebut ke arah para elemental, sungguh naas batu tersebut mengenai ice, sang empu jatuh pingsan. Melihat hal itu membuat amarah blaze bergejolak, ia tak segan memukul hali

"ANJING LO! BEGO LO, TOLOL, LIAT? APA YG LO LAKUIN SAMA TEMEN GUE?! MATI LO ANJING" kata kata yg tak pantas diucapkan itu justru keluar dari mulut blaze

Blaze masih setia meninju hali. Hali yg sudah tidak lagi kerasukan terkejut saat blaze sedang memukul wajah nya dengan keras

"APA MAKSUD LO?!"

"LO BEGO! LIAT APA YG LO LAKUIN SAMA TEMEN GUE?!"

"GUE GATAU ANJING, ITU BUKAN GUE!"

"UDAH WOI! ngapain sih ribut, ini bukan salah hali! Lo blaze jangan main hajar aja, lo termasuk ga sopan!" Ucap gempa

"Ngerasa tua lo! Belain aja tuh temen lo, gue kira lo bisa jadi pemimpin yg baik, ternyata enggak, lo semua ga becus" ucap blaze dengan napas yg masih tersengal-sengal

"Thorn, ayo pergi, gausah sama orang ini lagi, kita bertiga aja" ajak blaze

"Tpi bang ice kan pingsan"

"Gue gendong si ice, dah ayo pergi" blaze menarik tangan thorn untuk pergi menjauh dari situ

Hali menyeka sudut bibirnya yang berdarah dengan kasar

"Dia kenapa sih?" Tanya hali yg masih terlihat tersengal-sengal

"Gatau tuh, kayaknya kebawa emosi, maklum aja dia masih remaja labil" sahut taufan

"Terus sekarang gimana? Gue jadi khawatir sama mereka bertiga" ucap gempa

"Yaudah susul aja mereka" sahut hali

Dan akhirnya mereka bertiga menyusul blaze, ice, dan thorn

Sekarang blaze dan thorn terus berjalan, berharap mereka bisa menemukan jalan keluar

"Ice lo berat banget si! Cepet bangun dong berat nih" keluh blaze dan thorn hanya geleng-geleng kepala

Tiba tiba saja mereka mendengar suara

"Sebentar lagi kalian akan melihat salah satu dari kalian mati!"

Blaze menghela napas "bodo amat lah, gue pasrah aja, kalo gue yg mati yaudah, gue bisa apa? Emng ini ajal gue" pasrah blaze

"BUUUGGGGHHH"

"Suara apaan tuh?" Tanya blaze

"Gatau, ayo samperin bang" ajak thorn

Kini blaze dan thorn menghampiri asal suara tersebut, betapa terkejutnya blaze saat melihat hali tengah dipukuli sampai dirinya tak kuat lagi untuk bangun. Sampai dititik hali sudah benar benar tak mampu lagi untuk bangun, orang yg memukuli hali menancapkan katana ke punggung hali

Sontak blaze berteriak "WOII! SIAPA LO?"

Orang itu menoleh dengan smirk khas nya

"B-bang? Gue ga nyangka, kalo lo ngelakuin hal ini ke temen lo sendiri" ucap blaze terlihat shock

Thorn pun hanya diam saja, tak sanggup untuk berkata kata

Disisi lain taufan dan gempa terus mencari keberadaan blaze, ice, thorn, dan hali,,ya benar saat diperjalanan tadi mereka berdua tidak menyadari kalo hali menghilang.

TBC

Maap ges pendek lagi chap nyaa, btw maap soal omongan nya si blaze, emng itu anak nyaa suka banget nyebut kata kata yg ada di kebun binantang

Btw tebak siapa yg bunuh hali?

Tunggu saja dichapter yg akan datang nanti nya

H̷u̷t̷a̷n̷ ̷t̷e̷r̷l̷a̷r̷a̷n̷g̷ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang