2

5 0 0
                                    

"Ibu, Rara bosen dirumah terus" keluh Rara sambil menghempaskan tubuhnya diatas sofa ruang tamu. Bagaimana tidak, semula libur kuliah diinfokan hanya 2 minggu kini menjadi berbulan-bulan lamanya, sampai akhirnya diganti dengan sistem perkuliahan jarak jauh atau biasa disebut kuliah daring. Mau tidak mau diapun harus mengikutinya. Sebetulnya enak sih, tidak perlu panas-panas berangkat ke kampus. Cuman tetap saja Rara merasa sangat jenuh, pasalnya tidak hanya kampusnya saja, tapi juga tempat publik lainnya seperti mall, kafe, bioskop, karaoke, dan lain-lain ikut tutup serentak. Semua ini karena kebijakan lockdown yang dikeluarkan oleh pemerintah, sehingga memaksa semua penduduk negara ini untuk tetap berada dirumah saja agar terhindar dari virus ini, tak terkecuali Rara.
"Ya mau gimana lagi, daripada kamu keluyuran nanti ketularan loh" Jawab Ibu Rara sambil menata lauk pauk yang sudah dimasaknya itu ke dalam piring-piring yang nantinya akan di sajikan di warung tegalnya.
"Tapi mau sampe kapan coba? Rara jamuran nih rasanya" Dia pun bangkit dari posisi rebahannya, berganti menjadi posisi duduk di sofa itu, sambil memandangi ibunya. "Ibu masih mau masak buat warteg?"
"Iya Ra, ibu nggak bakal nyerah buat nyari rejeki. Siapa tahu aja hari ini ibu dapat pelanggan"
Rara hanya terdiam, kasihan juga ibuku ini batinnya. Beberapa menit kemudian dia seperti mendapat pencerahan dari otaknya "Ibu, aku punya ide deh!"

***

"Huft capek juga ya habis keliling" Rara duduk sebentar di bangku taman. Tapi lumayan sih, hasil dari menjualkan nasi bungkus hasil masakan ibunya cukup laku banyak. Dari total 20 bungkus yang dia bawa, kini hanya tersisa 5 bungkus saja. Tidak sia-sia dia memberi ide ini ke ibunya, daripada hanya pasrah diam saja menunggu di wartegnya, ujung-ujungnya makanan itu terbuang sia-sia karena tidak terjual sedikitpun. Sambil mengelap keringat Rara melepas maskernya, engap sekali rasanya berjalan keliling kompleks dengan memakai masker. Dia akhirnya bisa menghirup udara dengan lega. Lepas masker sebentar sepertinya tidak masalah, pikirnya.
"Hachiimm!!!"
Tanpa Rara sadari tiba-tiba saja ada bocah yang duduk juga di bangku sebelahnya sedang mengeluarkan bersin. Sontak Rara pun menoleh kaget.
Oh tidak!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Hate CovidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang