1

3 0 0
                                    

"Hah, ini bukan mimpi kan?"
Rara seperti disambar petir di siang bolong. Khayalannya selama ini tentang dunia dilanda virus menular bak zombie ternyata terjadi di kehidupan nyata saat ini. Tapi tentu bukan sungguhan virus yang menjadikan seseorang berubah seperti zombie mengerikan itu.
Rara masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya di TV. Dia pun menyimak dengan seksama berita di TV. Namanya virus Corona19. Pembawa acara itu menjelaskan juga awalnya virus itu berasal dari negara China, tapi ternyata sudah ada menyebar sampai masuk ke negara kita juga. Padahal gejala yang disebutkan di TV tadi sekilas mirip flu biasa, namun rupanya sudah banyak memakan korban jiwa. Hmm kedengarannya tidak bisa dianggap sepeleh memang.
Yaudahlah, yang penting aku bisa full rebahan dirumah, kan libur kuliah dua minggu ini. Batin Rara sambil mengunyah keripik kentangnya

                                ***

Ibu Rara tampak lesu memandangi masakannya di etalase warung tegalnya sore itu, nampak masih banyak lauk pauk yang utuh di piring-piring tersaji, belum sedikitpun tersentuh. Padahal kali ini beliau sudah memasak dalam jumlah sedikit, tidak sebanyak saat sebelum pandemi itu datang. Namun apa mau dikata, dua minggu sudah wabah virus ini melanda negeri ini dan semenjak itu warung tegalnya semakin sepi pelanggan. Bagaimana tidak, banyak pekerja kantoran yang harus bekerja dari rumah atau bahasa kerennya wfh. Bahkan tidak sedikit pula yang harus dirumahkan selamanya. Sehingga pelanggan yang biasanya datang ke warung tegalnya pada saat jam makan siang pun mulai berangsur-angsur berkurang, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada pelanggan datang. Kalau begini terus, bisa bangkrut usahanya. Lalu uang untuk biaya kuliah Rara bagaimana? Pikirnya. Memang bebannya menjadi single parent ini cukup berat dirasa. Beliau harus menjadi tulang punggung untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Suaminya sudah wafat lama sejak Rara masih duduk dibangku SD. Sehingga, mau tidak mau dia harus bangkit untuk berjuang. Berbekal uang pesangon dari kantor suaminya itu, dia mendirikan usaha warung tegal didepan rumahnya yang lokasinya cukup dekat dengan perkantoran. Hasilnya sebetulnya lumayan besar, mampu menghidupi dirinya dan Rara bahkan menguliahkan anaknya itu ke Kampus swasta favorit dikotanya. Tapi sekarang, kalau usahanya sepi terus begini dirinya takut omsetnya semakin menurun, bahkan jika hal terburuknya bisa pailit, bagaimana dia dan Rara bisa hidup?
Rara diam-diam sudah ada di warung tegal itu juga, berdiri di belakang badan Ibunya sambil memandangi beliau yang sedang melamun mengarah ke jualannya itu. Huft, ternyata pandemi ini sungguh sialan juga.

Love Hate CovidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang