Bab 8

245 31 2
                                    

Follow & vote yak-!
.
~ 8 •• "Menjadikan 'kasta' sebagai tolak ukur dalam menilai seseorang adalah tindakan orang bodoh!" ーGalileo Septian Adijaya.

Kedatangan Mikha bersama Leo dan teman nya, tentu saja mengundang banyak perhatian publik.

"Serius itu Leo sama Mikha??"

"Ha?? Kok bisa? Masa sih Leo yang minta?"

"Ga mungkin la! Pasti Mikha nya yang ganjen. Sama Vendra aja ga tahu malu, pasti sama Leo juga gitu. Masa Leo mau spek macam dia"

"Apa mungkin Leo bales dendam?"

"Mikha nya yang ganjen itu"

"Tadi Vendra sama cewe cantik. Nih Leo sama cewe miskin hahaha"

"Untung aja tuh Leo kaya tujuh turunan"

Mikha tampak acuh tak acuh pada mereka yang selalu menggosipkan nya. Lagian, ia punya Tuhan. Jadi ia tidak mau mengotori dirinya sendiri.

"Minjem tangan lo lagi bisa?" Bisik Mikha dari belakang. Leo sendiri sedikit terusik dengan para siswi yang dengan lantang nya menjelek-jelek an nama Mikha.

Leo mengulurkan tangan nya tanpa menyahuti permintaan Mikha. Dengan hati-hati Mikha turun dari motor besar Leo. Malu sekali jika terjatuh.

Mikha langsung membalikkan jaket Leo.

"Makasih .. dan maaf ?"

Leo mengernyit kan dahi nya kala mendengar permintaan 'maaf' dari Mikha.

"Maaf?"

".. iya .. maaf bikin lo malu" ujar Mikha nyaris berbisik, lalu meninggalkan Leo di parkiran begitu saja.

'Malu? Gue kelihatan malu? Anjin*! Lo salah paham!' Batin Leo tak terima. Mikha pikir Leo malu? Ah jelas tidak! Dia tidak sebrengsek itu pada seorang gadis.

Lagian, Leo bukan orang bodoh yang tak tahu konsekuensi jika dirinya membonceng seorang gadis di depan umum. Ia tahu. Jadi, ia tak akan berbuat hal yang tidak dipikirkan nya dahulu.

Lagian mustahil ia harus malu membonceng ranking 1 umum sekolah nya.

Turun dari kereta, Leo menatap tajam seluruh murid yang tengah menatap ke arah nya.

"Sekali lagi mulut lo berulah, abis lo!" Ancam Leo pada sepasang kekasih yang tak jauh darinya. Yang tadi Leo lihat dari spion, tengah membicarakan Mikha juga.

Leo segera meninggalkan parkiran disusul 4 teman nya.

•••••

"Apa rencana lo?" Tanya kakak kelas Leo, bernama Zevannya. Satu-satunya gadis yang sedekat itu dengan seorang Leo. Banyak siswi yang iri dengan Zevannya yang sangat dekat dengan Leo dan beberapa teman lelaki itu.

Kini Leo dan Zevannya menghabiskan waktu di sudut kantin dengan berbicara, sembari menunggu teman Leo yang sedang sibuk di lapangan.

Zevannya dapat dekat dengan Leo dan teman nya, dikarenakan Zevannya pernah berpacaran dengan Revangga, temen dekat Leo sedari kecil. Cukup lama Zevannya menjalin hubungan dengan Revangga, sekitar 2 tahun. Lalu keduanya putus baik-baik.

Sampai sekarang public tidak tahu alasan kedua nya memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.

Hanya Leo yang tau. Bagaimana cara Revangga dan Zevannya putus, juga membuat Leo kagum pada sisi dewasa Zevannya.

"Rencana apa?"

".. gue denger .. tempo lalu Mikha nabrak lo" pancing Zevannya. Leo jelas langsung menangkap maksud gadis itu.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang