01

522 38 1
                                    

Keyzee duduk di meja ujian dengan penuh konsentrasi, matanya menatap soal-soal sulit yang tersebar di lembar jawaban. Ujian tengah semester kali ini memang terasa lebih menantang dari biasanya, membuatnya harus berpikir keras untuk menyelesaikan setiap pertanyaan. Waktu berjalan dengan cepat, namun Keyzee masih sibuk mencoba menjawab soal-soal yang tersisa.

Saat dia tengah fokus pada satu soal yang rumit, tiba-tiba bel berbunyi menandakan waktu ujian telah habis. Keyzee terkejut dan menoleh ke arah jam dinding, hanya untuk menyadari bahwa dia belum menyelesaikan beberapa soal terakhir. Dalam kepanikan, guru meminta semua siswa untuk menyerahkan lembar jawaban ujian mereka.

"Waktu sudah habis, ibu akan kumpulkan semua lembar jawaban kalian." Panggil saja bu Salma, beliau inisiatif berjalan menghampiri satu persatu meja para siswa untuk mengambil lembar jawaban mereka.

Hingga tibalah dimeja Keyzee, bu Salma langsung mengambil lembar jawaban gadis cantik itu saat sang pemilik masih fokus memecahkan jawaban dari soal matematika tersebut.

"Bu, Bu, Bu, saya belum selesai." Keyzee menampilkan wajah cemasnya.

"Waktu sudah habis, kamu boleh keluar."

Mendengar interuksi cuek dari bu Salma membuat gadis dengan rambut dijepol kuda itu menghembuskan nafas kecewa.

Keyzee merasa seperti dunia runtuh di hadapannya. Dia merasa sangat putus asa karena usahanya untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk ujian tidak maksimal. Saat guru mengambil setiap lembar jawaban, Keyzee merasa kekecewaan dan keputusasaan yang begitu mendalam.

Setelah ujian selesai, Keyzee pulang dengan hati yang berat. Pikirannya masih dipenuhi dengan soal-soal yang belum terjawab, dan ketakutannya akan mendapatkan nilai rendah semakin menghantui. Padahal Keyzee sudah berjanji pada dirinya sendiri dan kedua orangtuanya untuk mendapatkan nilai sempurna di ujian kali ini. Namun, dia merasa sudah gagal.

Saat Keyzee mengemudi pulang, pikirannya terpecah antara ujian yang belum sempat diselesaikan dan kekhawatiran akan hasil ujiannya. Ketegangan dan kecemasan membuat Keyzee kehilangan fokus saat dijalan. Pikirannya melayang-layang.

Tanpa disadari, Keyzee kehilangan konsentrasi, hingga sebuah bunyi tubrukan tak terhindarkan membuat Zee mau tak mau mengerem mendadak.

Mobil Keyzee tak sengaja menabrak seorang lelaki remaja yang sedang menyeberangi jalan dengan sepedanya. Suara benturan keras terdengar, membuat Keyzee terkejut dan panik. Dia segera keluar dari mobilnya untuk melihat kondisi orang yang tertabrak. Rasa bersalah, kepanikan dan penyesalan langsung melanda Keyzee, dia merasa sangat menyesal atas kecerobohannya yang mengakibatkan kecelakaan tersebut.

"Aduh! Mas? Bang? ... Lo nggak papa?" tanya Zee sambil menggigit jari. Pria yang terlihat seusia dengannya itu tampak menahan sakit di sebelah pergelangan tangannya.

"Gimana nih," Zee bergumam pada dirinya sendiri sambil memikirkan solusi sebelum orang-orang ramai berdatangan dan menanyakan kejadian yang terjadi.

"Ada yang sakit? Kita ke rumah sakit ya, gue janji bakal tanggung jawab," ucap Zee sambil berjongkok dihadapan laki-laki asing itu. Namun, si korban sejak tadi hanya diam sambil meringis. Sepeda yang dikendarainya lumayan rusak parah akibat perbuatan Zee.

Tidak juga mendapat respon dari sang korban, tanpa seizin laki-laki itu dengan berani Zee memapah laki-laki itu dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Dengan perasaan campur aduk, Keyzee berusaha menenangkan diri ditengah-tengah kepanikannya dalam berkendara. Dia berusaha menenangkan diri bahwa semua akan baik-baik saja.

❃❃❃

Zee duduk gelisah di lobi rumah sakit, menunggu dengan cemas di depan pintu ruangan di mana pria asing yang telah dia tabrak tadi sedang diobati. Hatinya dipenuhi rasa bersalah dan penyesalan atas kecelakaan yang tidak disengaja. Setiap detik terasa seperti jam bagi Zee, dan dia hanya bisa berharap agar pria itu tidak mengalami cedera serius.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang