Malam itu kota Jakarta diguyur hujan. Cukup deras, hingga membuat kaca mobil grab yang sedang aku tumpangi menjadi buram akibat tetesan airnya.
Suhu udara di luar yang sudah dingin, ditambah dengan ac mobil grab yang membuat hawanya semakin dingin.
Sedari tadi aku hanya menatap kosong ke arah jalanan sambil menyilangkan tanganku karena suhunya terlalu dingin untukku. Karena hari itu aku hanya mengenakan kaos dan cardigan yang cukup tipis. Aku cukup kedinginan...
"Udah sampai, neng."Panggil pengemudi grab itu yang membuyarkaan lamunan ku.
Mobil grab itu kini sudah berhenti tepat di tujuan yang aku inginkan. Yap, aku pergi ke bandara.
Aku membuka pintu mobil tersebut kemudian keluar berjalan ke arah bagasi mobil untuk mengambil koper dan beberapa barang lainnya.
"Ini uangnya pak, makasih ya." Ucapku sambil mengulurkan selembar uang pecahan seratus ribu kepada bapak pengemudi grab itu.
"Loh neng, ini uangnya kelebihan."
"gapapa ambil aja pak, makasih udah nganter saya."
"oalah makasih banyak ya neng"
"iya sama sama pak, saya duluan ya"
"iya neng, hati hati semoga selamat sampai tujuan"
Aku hanya tersenyum mendengarnya sembari menganggukkan kepala menandakan "iya".
Aku berjalan pelan membawa koper ku masuk ke dalam bandara.
Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa aku datang ke bandara...Aku kemari karena aku akan pergi ke LA. Iya, ke Los Angeles.
Well.. Aku juga tidak tahu mengapa aku mengambil keputusan ini. Situasi sudah terlalu rumit untuk aku pahami sekarang.
Perasaan ku begitu campur aduk. Aku tidak tau apa yang sedang aku lakukan. Rasanya aneh, aku seperti melarikan diri dan kabur dari kenyataan.
Kala itu Bandara Soekarno Hatta terasa cukup sepi dan sunyi. Mengingat ini sudah cukup malam, tak heran jika bandara tidak seramai biasanya.
Aku memilih keberangkatan di malam hari karena aku tidak begitu suka keramaian dan karena keadaan yang mendesak.
Bahkan tak ada satupun teman atau keluarga ku yang kuberi tahu aku akan pergi ke LA. Bukan tanpa alasan Aku melakukannya.---------------
Dari kejauhan aku mendengar suara langkah kaki yang begitu tergesa-gesa seperti seseorang sedang berlari.
Awalnya aku tidak menghiraukan hal tersebut, tetapi aku merasa suara langkah kaki itu semakin mendekat kepadaku.
Langkah kaki yang semula terdengar sangat tergesa-gesa itu, mendadak berhenti.
Suasana kembali sunyi... Tak lama kemudian aku mendengar suara teriakan orang tersebut yang sepertinya sedang memanggil namaku.
"ANNE!!!" Suara itu... suara itu terdengar tak asing bagiku.
Aku merasa seperti aku sudah sangat mengenali suara ini. Aku menghentikan langkahku dan mulai membalikkan badan.
Aku melihat seorang pria berbadan tinggi, mengenakan kaos putih dan outer kemeja berwarna hitam. Ia terlihat terengah-engah setelah berlari tadi.
"Nizar?" jawabku bingung. Nizar, dia teman kecilku yang lahir di Yogyakarta dan tinggal di Jakarta.
Dulu rumah kami satu komplek. Tapi karena ayahnya seorang TNI, dia dan keluarganya pindah ke Bali. Dan tiga tahun kemudian keluarga Nizar kembali lagi ke Jakarta, jadi kami satu sekolah lagi saat sma dan bahkan sekarang satu kampus.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
Fanfictioncinta bertepuk sebelah tangah awalnya memang menyakitkan, tapi nanti kita akan terbiasa mencintai sampai tidak terasa sakit lagi walaupun sakit. karena puncak cinta tertinggi adalah selalu mencintai walaupun tidak dicintai, selalu membersamai walaup...