“Ahhh.. Ahhh…Stop.. U-udah cape Rei!” Hema menggeleng tanda sudah tak kuat, prostat nya sudah sangat sensitif dan Rei terus menumbuk lubangnya tanpa henti.
Hema bahkan tak tau sudah keluar berapa kali namun yang pasti adalah Hema sudah sangat lemas.
“Aku belum puas! Kita main sampai malem!”
“Ahhh.. Ahhh.. Ahhh… AHHHHHH”
Pinggul Hema kembali bergetsr ketika cairan putih keluar untuk yang kesekian kalinya, badan Hema bergetar tak henti namun Rei tak juga menyudahi aksinya.
Hema sudah menangis tersedu-sedu karena tumbukan yang begitu kuat tak juga berhenti, penisnya bahkan sudah sangat ngilu.
“Hiks.. Rei.. Ahhh…Stophh.. Ahh”