Hallo Baskara

23 3 0
                                    

Tetaplah menjadi Baskara yang ku kenal, tuan.
Baskaranya Aleena Maheswari.

     Pagi ini Arunika datang menyapaku dengan hangat, aku yang masih memejamkan mata ku di atas kasur kembali menarik selimut dengan niat untuk terlelap kembali melanjutkan mimpi indahku. Namun sepertinya sang Fajar tidak mengizinkan hal itu, cahayanya mulai menusuk dari jendela menerangi seisi kamarku.

Aku bangkit dari tempat tidurku, membuka jendela kamarku dan menghirup udara segar disana.

ting...
(suara notif handphone ku)

Aku segera mengecek handphoneku.

Siapa yang menggangguku sepagi ini?. Batinku.

my sunshine 🌞

Senyumku merekah saat membaca nama sang pengirim pesan chat tersebut. Ya dia adalah Baskara, kekasihku. Aku sengaja menamai kontak nya begitu, karna dia memang matahari ku.

my sunshine 🌞:
"Hai Aleena... Biar ku tebak, pasti tadi kau menggerutu karna mendengar bunyi notif di handphonemu pagi-pagi begini.
Dan biar ku tebak lagi, pasti sekarang kau sedang tersenyum karna tau bahwa pengirim pesan itu adalah aku"

"Dasar cenayang" ucapku.

Aku mulai mengetikkan balasan untuknya.

Aku melangkahkan kakiku ke kamar mandi dan mulai bersiap-siap  untuk berangkat ke kampus.

~*~*~


Aku mengambil tas ku lalu berjalan menuju ruang makan untuk sarapan.

Ruang makan

Betapa terkejutnya aku melihat sosok pria yang tak asing bagiku sedang duduk di meja makan sambil melahap roti selai kacang buatan ibuku.

"Baskara, kamu kok udah disini aja?" tanyaku lalu duduk di hadapannya.

"Kata ibu kamu kalau mau jemput kamu kesini suruh dateng pagi-pagi, nanti katanya di buatin roti selai kacang kesukaan aku" jawab Baskara sambil mengunyah makanannya.

"Itu mah emang maunya kamu!" sewot ku.

"Ehh Aleena kok ngomongnya gitu?" ucap Ibuku berjalan menghampiri kami sambil membawa dua gelas susu.

Ini adalah Ibuku, namanya Nisha. Ibu sudah sangat akrab dengan Baskara dan Ibuku juga tau bahwa Baskara adalah kekasihku. Kata ibu, Baskara adalah anak yang baik dan sopan.

"Emang bener kok ibu yang suruh Baskara dateng pagi-pagi, biar bisa sarapan bareng kita" lanjutnya, lalu menaruh gelas berisikan susu itu di atas meja makan.

"Tapi jangan keseringan bu.. Baskara tuh kalau udah di kasih roti selai kacang buatan ibu bisa ngabisin sekantong roti loh bu, bangkrut nanti kita" ucapku, ibu hanya terkekeh mendengar ocehan ku.
"Liat aja tuh tuh, makannya aja lahap banget" lanjutku sambil melihat ke arah Baskara, namun anak itu tetap fokus melahap rotinya tanpa mau meladeni ocehanku.

"Ibu malah seneng kok kalau Baskara suka roti buatan ibu, walaupun itu cuma roti selai kacang biasa" ucap ibu sambil tersenyum melihat ke arah Baskara.

"Tapi selai kacang buatan ibu tuh the best! Juara di lidah Baskara, gak ada duanya" tutur Baskara dengan mulut di penuhi roti.
"Kaya Aleena, gak ada duanya. Sama-sama buatan ibu lagi" lanjutnya Ambigu.

Ibuku terkekeh
"Di bantu ayahnya Aleena juga bikin dia mah" ucap ibu sedikit berbisik pada Baskara, namun aku masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Sungguh jawaban yang lebih Ambigu.

Apa Kabar Baskara (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang