Saat ini, Rana memilih sebuah tempat makan yang cukup legendaris di kota Solo, yaitu Kusuma Sari Resto. Tempat tersebut menyajikan berbagai macam makanan berat hingga makanan ringan. Karena Mitha tidak makan malam yang berat, Ia memutuskan untuk memesan snack ringan seperti risol dan ice cream.
"Pernah kesini?"
Mitha mengangguk, tentu sedari di mobil tadi hingga sudah duduk di kursi restoran, hati Mitha tidak berhenti berdegup, "Pernah kok, ini kan udah lama juga, Mas.."
"Iya. Termasuk resto legendaris.. Kamu kenapa cuma pesan itu?"
"Saya gak makan banyak kalau udah malam, hehe."
Rana tersenyum melihat Mitha yang kini ada di hadapannya, mimpi apa aku semalam bisa melihat Mitha sedekat ini?
"Ehm... Mas jadi simpen deposito? Kalau iya, saya bakal jelasin berkas yang perlu dibawa apa aja.."
Aduh.. harus banget kerjaan ya?? Aku gak tau harus nanya apa..
"O-oh, I-iya..iya, jadi."
"Nanti saya chat aja, Mas, biar gak lupa.."
"Ok."
Hening, suasana di resto saat ini tidak terlalu ramai seperti biasanya, meja-meja hanya terisi 4 rombongan pelanggan, termasuk Rana dan Mitha.
"Oh iya, Mas.. Hmm, Mas Rana kenal mbak Ayun ya?"
Rana terkejut, pandangannya berubah menjadi tajam, kala Mitha menyebut nama itu.
Mitha pun menjadi salah tingkah. Waduh.. beneran ada yang aneh ini.
"O-oh, iya. Masih kerabat.." ucap Rana berbohong.
"E-ehm..Itu sih, Mas.. sebelumnya, saya sama mbak Ayun nggak sengaja ketemu di suatu tempat, terus mbak Ayun bilang mau menyampaikan tentang airpods.."
"O-oh.. iya?"
"Iya.."
Hening. Aduh.. apa aku salah ngomong ya?
"Maaf ya, Mas, kalau mengganggu kesibukan, Mas Wira.. Sebenernya sih nggak diganti juga nggak papa." ujar Mitha dengan senyuman yang tipis.
"Kalau boleh tahu, Ayun cerita apa lagi, Mit?" Kali ini Rana mencoba berani menanyakan perihal tersebut pada Mitha.
Mitha yang terkejut dengan respon Rana, yang menanyakan Ayun, sontak menjawab dengan sedikit gugup, "E-eh? I-itu.. gak ada.. gak ada cerita lagi, Mas.. itu aja kok."
"Sebelumnya, kenal sama Ayun?"
Lah kenapa orang dua ini saling nanya gitu sih ke gue? Kemarin mbak Ayun nanya aku kenal sama Wira gak, sekarang?
Mitha menggeleng, "Eng..nggak sih, Mas. Baru pertama ketemu juga sama kayak saya ke, Mas.."
Rana kembali diam, Mitha mencuri-curi pandang lelaki yang kini ada di hadapannya itu, tengah memandang ke arah lain, pria yang bahkan tidak pernah ada di pikiran Mitha sebelumnya. Bertemu dengan pebinor seperti yang Ia katakan sebelumnya.
Perebut bini orang, kamu terlalu cakep, Mas buat itu..
***
"Mit.."
"..."
"Mitha!"
"Hah? E-eh apa mbak?" Tanya Mitha gelagapan.
"Jam istirahat kok ngelamun? Mau makan bareng nggak?" Tawar Sassia rekan kerjanya.
"Ng-nggak deh, mbaa. Hehe." Ujar Mitha memasang senyum yang garing.