17. Aku mengerti

556 86 14
                                    

"Aku.. dimana?" Kulihat diri ku seperti melayang disebuah ruang tanpa dasar yang tak asing bagi ku. Bukan kah ini tempat ku? Mengapa aku disini apakah Boboiboy sudah bergabung, tapi bagimana bisa.

Aku berjalan tanpa tau arah, sekitar hanya ada putih dan lantai seperti kaca membuat bayangan diri ku sendiri. Noda darah masih membekas di kemeja ku, tak ada rasa sakit di sana, ini aneh.

Entah mengapa aku merasa tak enak berada di sini, suasana nya berbeda saat aku tinggal disini sebelum nya. Rasa nya seperti sebelum dimiliki oleh tuan pertamaku, Kuputeri. Dingin dan begitu sesak sungguh membuat ku tak nyaman.

"Mengapa kau merasa gelisah"

Kuedarkan penglihatan ku, mencari asal suara yang tiba tiba muncul entah dari mana. Menggema seakan berada di penjuru tempat.

"Bukan kah kau sudah mendapatkan nya"

Siapa yang berbicara, suara nya terdengar tak asing bagi ku.

"Hentikan semua ini"

Ah! Di belakang!

Aku membalikkan badan ku, asal suara itu tepat berada di belakang sana. Apa itu.. kenapa diri ku berada di sana?!

Tunggu

Aku melihat ke bawah tepat kearah kaki, beralih ke tangan serta tubuh yang lain. Ini diri ku sebagai element, aku berubah menjadi diri ku semula. Tapi mengapa?

Di depan sana, aku dapat melihat seseorang yang mirip dengan ku, berpakaian kemeja dengan noda darah yang tengah tersenyum kearah ku.

"Taufan kah"

Gumam ku kecil. Dia mendesah pelan dan menatapku dengan tatapan yang entah kenapa begitu dingin. Aku tak habis pikir, mungkinkah ini jiwa Taufan yang asli.

"Bagaimana? Apakah menyenangkan?" Dia bertanya, tidak bukan bertanya namun lebih ke sindiran. Untuk ku?

Tertawa pelan, Taufan melangkah pelan memdekatiku. Aku seperti tak bisa bergerak sama sekali bahkan mengelurkan suara pun, lidah ku terasa kelu.

"Bagaimana rasanya? Aku bertanya kepada mu. Jawab?! Bagaimana rasanya mengambil kehidupan seseorang hah!!"

Manik ku bergetar, rasa takut memenuhi pikiran ku. Aku harus menjawab apa? Aku tak dapat berfikir jernih.

"Padahal aku berharap bisa merasakan nya, namun kenapa kau malah datang dan merusak semuanya? Bahkan kau juga membawa saudara ku kedalam masalah mu itu. Mengapa kau begitu bodoh?"

Tidak, tidak seperti itu. Aku tidak- bahkan hanya berkata dalam hati saja terasa berat

Taufan, dia semakin mendekat. Berhenti tepat di depan ku. Tersenyum dengan tatapan yang tajam. Menaruh kedua tangan nya pada dada ku. Mendekat berbisik pelan di telinggaku

"Jangan bunuh mereka, dan pergilah dari kehidupan kami.. selamanya"

Aku merasakan nya, tubuh ku mengigil dingin. Perlahan terdorong jatuh seperti tenggelam di palung tak berdasar. Dingin dan sesak, semakin jatuh tenggelam lebih dalam hingga aku hanya dapat melihat kegelapan.

Cling

Cahaya perlaham datang bersamaan dengan kesadaran ku yang perlahan menghidupkan jiwa ku. Suara riuh yang samar dapat ku dengar.

Perlahan ku buka kelopak mata ku. Hal pertama yg ku lihat adalah dagu seseorang.

Tunggu apa?!

Mendadak kesadaranku pulih total, terburu bangun dan tak sengaja kepala ku bertrabakan dengan dagu itu.

Lost Control Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang