13. Harapan

586 82 14
                                    

Shinya note's: Jika banyak kata yang typo saya mohon maaf. Tolong tandai kalimat typo agar saya bisa memperbaiki nya dan membuat kalian nyaman membaca bab kali ini. Tolong yaa

Angin malam yang dingin menghembus membuat anak surai blonde itu menari nari diatas wajah menawan pemuda bermanik lime. Aland terdiam, iris itu menatap dalam pada langit malam yang gelap, entah mengapa malam ini bintang bintang tak menampakan kilauan nya. Hanya sang luna yang bersinar berusaha memberi cahaya nya.

Clack

"Honey, dinner is ready. Do you want?"

Dari arah daun pintu yang terbuka, terlihat seorang wanita muda bersurai pirang dengan iris mata blue sky.

"No mom, aku tidak lapar" Jawab Aland tanpa mengalihkan pandangan nya dari luar. Leniva, ibu dari Aland menghampiri putra nya dengan tatapan khawatir.

"Ada apa Honey? Apa sesuatu menganggumu? Leniva bertanya, seorang ibu tentu cemas karena putra satu satu nya yg ia punya bersikap aneh tak seperti biasanya.

"Don't worry mom, i'm fine" Aland tersenyum kearah ibu nya. Leniva menghela nafas pendek, putra nya sudah besar diri nya pasti sudah tau cara menyelesaikan masalah pribadi nya. Leniva pun keluar dari kamar Aland setelah berbincang singkat dengan putra nya.

"Hahh~" Aland menghela nafas gusar kembali menatap langit malam yang kini menampakkan keindahan nya. Pikiran menerawang jauh, kejadian tak masuk akal menimpa nya tadi siang.

"Sebenar nya apa yang terjadii!" Seru nya kesal. Merasa bingung, bimbang nan heran memenuhi hati nya.

Cling

Pikiran gusar itu teralihkan dengan perasaan yang sama saat siang tadi. Sesuatu seperti menarik nya, membawa nya.

Berbalik ingin keluar dari kamar-

"Tolong berhenti disana"

-tiba tiba terhenti karena suara asing. Terkejut tentu saja, berbalik badan menatap kaget pemuda asing di depan jendela nya. Bagaimana dia bisa masuk?! Pertanyaan yang berada di pikiran nya

"S-siapa?! B-bagaimana bi-bisa" tergagap dengan kaget. Bagaimana bisa seseorang mendadak di kamar nya yang berada di lantai 3?! Dan apa apaan pakaian itu, apakah ibu nya membawa pesulap ke kamar nya.

Pemuda itu (Maripos) tersenyum kecil. Melepas topi nya membuat pose hormat ala pengawak dengan seorang pangeran dari Eropa. Aland semakin di buat terkejut dengan penampakan kedua antena kupu kupu di kepala Maripos.

Mimpi? Tentu tidak.

"Tolong berikan keristal itu. Aku membutuhkn nya" Ujar Maripos dengan nada nya yang dingin.

"Haahh?!!"

. . . . .

"Ck! Tugas ini membuat ku pusing!" Taufan menggerutu kesal menatap sengit pada tumpukan buku dan kertas di meja belajar nya. Manik sapphire membara akan kekesalan mencoba tak merobek para benda laknat di hadapan nya. Ternyata ini yang dirasakan Boboiboy saat masih sekolah dulu, dan sekarang Taufan merasakan nya.

Otak yang pas pasan benar benar menyebalkan!

Clak.. clak.. clak

Hening, hanya suara dentikan jam dinding yang memenuhi kamar berdominan biru. Sang pemilik hanya diam, bergulat dengan pikiran nya. Kabar baik yang ia nantikan sudah terwujud, sekarang kapan ketemuan nya.

Mengusak kasar surai hitam milik nya. Pandangan nya tertuju pada bunga yang bercahaya di meja dekat kasur nya. Bunga itu bercahaya hanya saja lebih terang tak seperti sebelum nya, indah.

Lost Control Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang