Dia

135 61 60
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Happy Reading










derit pintu terbuka, menampakkan sosok mungil yang baru saja masuk ke dalam ruang rapat osis, Aretta Aliendra .

"bagus ya ar, rapat dimulai 10 menit lalu lo baru dateng sekarang"nada ketus dari sang ketua osis terdengar jelas di ruangan ini , rasa malu pastinya sudah menyelimuti aretta sekarang. gadis itu bahkan langsung mengatup mulutnya tak berani mengucapkan sepatah kata pun.

"lo kemana aja sih, udah gua bilang kan jangan kebanyakan nonton drakor"bisik gadis di sampingnya, dia benar benar lupa kalau hari ini ada rapat osis.

Aland, sang ketua osis menghela nafasnya sebelum akhirnya memutuskan hukuman yang tepat untuk anggotanya yang terlambat datang, "dateng terlambat harus ada konsekuensi nya, tadi kita udah bahas acara apa yang mau kita adain dan ini bakal butuh dukungan dari organisasi luar sekolah"

"morvose?" cicit aretta.

Aland mendecak, "iyalah, emang ada lagi? enggak kan. tugas lo disini simple kok cuman bujuk anak morvose buat ikut kerja sama osis, lagian kan kembaran lo disana tuh" dengan seenak nya dia berkata seperti itu, aretta mendengus. "ini engga ada hukuman yang lain aja gitu, ogah gua berhubungan sama morvose kak" tolaknya.

"udah kali ar, ikutin aja apa kata Aland lagian kan emang salah lo kenapa pake telat segala, biar yang lain ga ngerasa lo di beda bedain"seru el.

aretta berdecak untuk ke sekian kalinya, dia benar benar tidak mau berhubungan dengan organisasi gelap sekolah, mendengar namanya saja sudah dapat membuat bulu kuduk aretta merinding, apalagi harus berhadapan langsung dengan orang orang nya.

"udah, gua temenin kok" seru el menenangkan, aretta menghela nafas mencoba memasrahkan diri nya. apa boleh buat  itu memang konsekuensi karena selalu hadir terlambat rapat osis.

...

sesuai dengan apa yang aland perintahkan padanya, aretta sudah berdiri di depan rumah milik salah satu anggota morvose yang selalu mereka jadi kan markas bersama yaitu rumah milik, darius.

"el, ini udah dipanggil panggil dari tadi enggak ada yang keluar" keluhan itu sudah berapa kali el dengar dari bibir aretta.

el menggeleng, "ar, sampe kapan si otak dongo lo itu lo simpen rapet? telpon aron kan bisa atau engga lo telpon aren, kembaran lo itu dua aretta ga cuman satu yang join morvose"

memang benar kata el, tapi kalau dia telpon
aron dan aren adanya dia pasti dimarahin karena berani banget dateng ke markas marvose tanpa seizin mereka, aretta menggeleng, "ogah gua dimarahin sama aron, dia kan serem kalo marah kayak ngereog"tegasnya.

el menatap lelah sahabat nya itu," udah hampir  satu jam loh ar disini kita tapi ga ngapa ngapain, kalo aland tau ni kita ga guna apa apa pasti bakal ditambahin lagi tu hukuman lo"

Semesta dan IsinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang