aneh

83 49 45
                                    

Happy reading!!!

Happy reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Semesta menelusuri penjuru kantin dengan tatapannya, mencari dimana tempat duduk yang kosong. Bukannya menemukan bangku kosong ia malah menemukan sesosok gadis yang tengah menikmati minumannya dengan rambut yang terikat rapih.

Tak berlangsung lama semesta langsung menghampiri objek yang menarik pandangannya, ia mengambil tempat dengan seenaknya tanpa permisi.

"Aretta "panggilnya.

Sontak aretta yang sedang asik dengan dirinya sendiri hampir menyemburkan minuman tepat ke wajah semesta, tanpa ragu ragu lagi aretta berdiri hendak meninggalkan pemuda yang sengaja menghampiri nya itu tanpa pamit.

Semesta menarik lengan aretta,"gua baru aja sampe disini dan lo malah mau pergi? Sayang banget si "serunya agak kecewa.

"So?gua enggak peduli tuh"aretta membalikkan tubuhnya. Semesta tersenyum tipis, entahlah gadis ini benar benar berbeda dari yang lain. "Gimana kalo lo duduk dulu disini buat ngomongin kesepakatan osis sama morvose?"tawar semesta dengan santainya.

Aretta berdecih,"maaf, tapi lebih baik gua ga berurusan lagi sama lo"tolaknya mentah mentah, mungkin sedikit membuat semesta teriris. Padahal ia sudah berniat baik dengan mengajak bekerjasama cuma cuma . Ia hanya bisa menatapi punggung belakang aretta menjauh masih sambil memikirkan beberapa cara agar bisa mengobrol dengan gadis itu .

"Ditolak bang?"tanya Raka yang sibuk memakan cireng nya. Semesta hanya terkekeh kecil sebelum akhirnya beranjak pergi juga dari sana.

Entahlah aretta pun tidak tau mengapa ia sangat marah kepada semesta karena ia merasa dibodohi kemarin, tapi ia juga sadar bahwa bukan salah semesta karena ini memang salahnya yang bahkan tak tau bagaimana rupa ketua morvose. Ia ingin merutuki dirinya sendiri karena bersikap terlalu berlebihan.

Aretta menjentikkan jari jemarinya di atas meja berulang kali sehingga mengganggu El yang berada di sampingnya.

"Ar stop jentikin jari di atas meja, berisik gua enggak bisa fokus"keluhnya kepada teman sebangkunya itu yang sibuk memikirkan hal di luar pelajaran.

Bukannya berhenti, aretta malah gencar menjentikkan jarinya di atas meja lagi. Kali ini bukan El yang menegurnya tetapi Bu Purma yang menegurnya. "Butuh saya potong jari kamu aretta agar berhenti membuat suara gaduh disaat saya sedang menerangkan materi?"omel Bu Purma.

Aretta menurunkan tangannya,ia menghela nafas kasar dan beralih menatap El yang hanya menggeleng kan kepalanya.

"Mikirin apa si neng?"tegur Rakha yang tepat berada di seberang meja nya dengan El.

Aretta menggeleng,"enggak ada jelek,udah ah sana "

Rakha kembali mendekatkan dirinya, "awas biasanya bang seta enggak ngebiarin orang yang masuk kelingkungan dia lolos gitu aja"serunya agak mendrama. Walaupun cukup membuat aretta bergidik ngeri .

Semesta dan IsinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang