senja bersama semesta

53 30 27
                                    

Happy reading!!!!!❤️

Happy reading!!!!!❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Aretta berdiri menatap dirinya di depan cermin dengan seksama, entahlah dia hampir gila sekarang.

"AAAAAAAAAAAAAA"

teriakan yang cukup membuat aron dan aren berlarian panik menaiki anak tangga menghampiri sumber suara yang terdengar dari aretta, dan menemukan aretta yang menatap cermin dengan kesal.

Aren langsung menarik aretta,"APA KENAPA LO TERIAK?ADA MALING?"tanya nya dengan nada tersengal akibat berlarian. Sedangkan Aron sudah memasang wajah datar.

"Enggak mau pergi sama semesta, pokoknya enggak mau"rengeknya.

Aretta merengek layaknya bayi yang tak mau diberi makan,aren merubah ekspresi nya menjadi kesal. "Si anjing gua kira ada apaan halah sia"keluhnya.

Bagaimana tidak?dia sudah bereffort berlari menghampiri gadis ini,malah melihat dia merengek karena tak mau pergi.

Aron mengedikkan bahunya,"up to you sist, lagian kan lo juga yang punya urusan sama dia bukan kita"rasanya aretta merasa sesak ketika aron mengatakan nya seolah olah ia tidak peduli dengan aretta sekarang , padahal dia lah yang melarangnya berurusan dengan morvose.

Aren menyikut lengan kembarannya itu dengan keras, bingung dia ini aron enggak punya hati apa enggak punya otak sih? Pake salah ngomong segala lagi.

"Si goblok,matanya berkaca kaca noh"bisiknya pelan.

Sepersekian detik kemudian aron langsung sadar bahwa dia salah ngomong,"enggak, maksud gua itu kan salah lo asal dateng ke markas morvose sebelum ngasih tau gua atau aron jadinya ribet kalo bang seta udah tertarik sama lo"

Aretta membenarkan make up nya dan meninggalkan dua kembarannnya itu setelah mendengar suara bel rumah nya, ia yakin pasti itu adalah semesta yang menjemput nya.

Kalau saja bukan karena aland pasti dia tidak mau membuat janji dengan semesta sekarang.

"udah nunggu lama?"tanya nya, walaupun sedikit dingin pada semesta. Tapi tetap saja pemuda itu menyambutnya dengan senyuman.

"Bentar gua ngambil helm dulu"aretta hendak masuk mengambil helm tapi Semesta untuk sekian kalinya menahan lengan miliknya. "Enggak usah,gua pake mobil bukan motor"ucapnya.

Untuk sedetik aretta yakin dia terpesona dengan tatapan mata milik seorang semesta kalingga,sebelum akhirnya berusaha menepisnya.

Semesta dan IsinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang