Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 😊
.
.
.Aku terkejut saat mendapatkan sebuah panggilan, dari seseorang yang sudah ku anggap sebagai ibu kandungku sendiri, tumben ia menelepoku tidak biasanya pikirku. Dan benar saja ia berujar dengan suara bergetar, terbata-bata seperti menahan tangis dengan sedikit sesenggukan. Membuatku sesak saat mendengarnya.
Setelahnya aku bergegas agar segera sampai kesana, dengan bermodalkan motor milik orangtuaku dan do'a dari mereka juga niatku untuk nekat kesana seorang diri, sebelumnya bapa menawarkan diri untuk mengantarku, tapi aku tau ia sedang lelah setelah seharian bekerja disawah. Maka aku menolaknya, dengan berat hati iapun menyetujuinya. Karena sebelumnya aku meminta izin kepada mereka untuk kesana, hingga selamat sampai tujuan.
Aku berlari dengan kencangnya melewati lorong-lorong rumah sakit, beberapa kali dengan tidak sengaja aku menabrak orang-orang yang sedang berlalu lalang hingga aku harus berhenti sejenak untuk meminta maaf.
Suasana hatiku tak karuan, dalam hatiku aku hanya ingin segera bertemu perempuan cantik nan baik itu. Melihatnya, juga memastikan bahwa ia akan baik-baik saja.
"Nisa..." ujar seorang pria paruh baya yang sedang duduk di kursi panjang yang berada didepan ruang rawat inap, disana juga ada beberapa orang yang ku ketahui itu keluarga besar mereka, lantas pria paruh baya itu berdiri saat melihatku.
Aku menghampirinya. "Om," sahutku, lantas menyalami tangannya saat sudah berdiri didepannya, juga menyalami tangan mereka satu persatu.
"Kamu apa kabar? Kesini sama siapa malam-malam?" tanyanya sambil tungak-tengok melihat ke arah belakangku.
"Alhamdulillah Nisa baik Om, Nisa kesini sendiri" jawabku
"Loh sendirian, kenapa gak besok aja kesininya Nis. Udah malam,"
"Gapapa Om, Nisa pengen ngeliat Citra." ungkapku, dan ia tersenyum padaku.
Saat selesai mengatakan itu, pintu kamar rawat Citra terbuka. Dan memperlihatkan sosok perempuan cantik paruh baya dengan wajah yang terlihat seperti habis menangis.
"Nisa..." ujarnya terdengar seperti suara orang yang sangat senang dan girang saat melihatku. Tapi wajahnya tidak bisa mengubah kenyataan bahwa ia pasti habis menangis.
"Tante," sahutku sambil berjalan menghampirinya, lantas ia memelukku saat aku selesai menyalami tangannya.
"Kamu apa kabar sayang? Malam-malam kesini sama siapa? Kata Mamah juga besok aja, udah malam. Tadi Mamah cuman mau ngasih kabar aja" ujarnya.
Aku tersenyum, ia memang sangat baik. "Alhamdulillah baik Tante, Nisa sendiri. Gapapa Tante, Nisa cuman pengen ngeliat Citra" jelasku.
Ia pun membalas senyumku. "Naik apa kesini sayang?" tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunda terbaik
Teen FictionNisa diberikan amanah untuk menikah dengan suami sahabatnya yang bernama Citra, selain untuk menjadi pendamping hidup suaminya. Ia juga menjadi ibu sambung kedua anak Citra yang masih kecil setelah Citra meninggal, karna penyakit yang di deritanya...