"Jeriii itu bukan salah jemi, Dion duluan yang mulai", kesal Jeremi sembari mengimbangi langkah jarico.
"Jeri jangan tarik-tarik ih", Jeremi terus saja mengomel.
"Jeri pelan-pelan", ucap Jeremi
Bagaimana tidak kesal, Jerico tengah ada pertemuan dengan klien yang sangat penting. Tiba-tiba ia mendapat laporan jika kekasihnya bertengkar. Kekasihnya itu sangat brutal lihat saja bekas membiru di lengan dan sikunya , rambut yang acak-acakan, dan dahi yang sedikit berdarah. Ada saja memang kelakuan Jeremi.
Kini mereka sudah sampai di apartemen milik jerico.
"Coba jelaskan", Jerico duduk di sofa depan televisi.
"Males a, aku ngambek", Jeremi ikut duduk dengan mencebikan bibir nya lucu.
Jerico memijat keningnya, kekasih nya ini memang ajaib.Kemudian ia bangkit berjalan menuju dapur mengambil kotak obat.
"Sini siku nya"
Walaupun masih kesal ia tetap memberikan tanganya.Jerico mulai mengobatinya.
"Aw aw pelan pelan ish"
"Aw jeriiii", ringisnya
"Makanya lain kali jangan berantem", Jerico malah sedikit menekan luka Jeremi.
***
Di lain tempat, tepat nya berada di kediaman keluarga Jung Harvi tengah memakan buah di dekat kolam renang sambil menunggu Mario yang sedang berenang.Hari ini minggu dimana Mario libur bekerja dan menghabiskan waktu nya dengan sang kekasih.
Di tengah membaca berita di ponselnya.Percikan air kolam mengenai kening Harvi.
"Ih kak, basah tauu", ternyata pelakunya adalah Mario
"Sini ikut berenang", ajak Mario yang kini berada di tepi kolam.
"Enggak ah, kakak aja ini masih pagi dingin tauu", tolak Harvi.
"Pagi apanya ini sudah jam 10 baby"
Sebenarnya Harvi hanya malas, entah kenapa hari ini ia hanya ingin duduk santai menikmati hari terakhir di rumah keluarga Jung, semoga.
"Eh eh kakak mau ngapain", Mario berjalan menuju Harvi sambil menyeret pemuda itu menuju kolam.
"Ngga kak, aa gak mau nanti basah", ujar Harvi yang berlari dipinggir. Terjadilah aksi kejar-kejaran Harvi dan Mario.
Matahari semakin terik, jam menunjukkan pukul dua belas. Mario dan Harvi sudah masuk kembali ke mansion sejak lima belas menit yang lalu. Kini mereka berada di ruang keluarga.
Mario tengah menikmati kopi nya, sedangkan Harvi sedang menonton tayangan kartun. Mario mengecek jam tangannya. Ternyata sudah waktunya Harvi tidur siang. Memang Mario sangat ketat dalam mengatur jam istirahat kekasihnya.
"Sayang ayo udah waktunya tidur siang", Mario menoleh ke Harvi yang masih asik tertawa.
"Ih kakak aku belom ngantuk", rengek Harvi yang merasa terganggu.
Mario menghela nafas, jelas-jelas ia melihat sang kekasih sudah menguap dari tadi.
"Tidak ada bantahan sayang", tegas Mario.
"Tapi kertunnya belom selesai", sungut Harvi. Sebenarnya dia sudah mulai mengantuk tetapi nanggung ia masih ingin menonton tv.
Sudah cukup Mario bersabar, ia bangkit dan menggendong Harvi didepan seperti koala. Harvi yang terkejut langsung mengalungkan tangannya di leher Mario. Mereka berjalan menuju kamar Mario.
"Kak turunin aku udah gede", Harvi menggoyang-goyangkan badannya hendak turun.
"Siapa bilang kamu udah gede, kamu tetep babynya kakak", ucap Mario gemas sambil mencium rambut kekasihnya. Harum seperti bayi, ya jangan salah karna semua peralatan yang digunakan Harvi memang khusus untuk bayi. Mario sengaja membelikannya karna kulit sang kekasih memang sensitif.
"Berat tau", ucap Harvi.
"Enteng gini, kakak curiga kamu kurang makan", Harvi yang mendengarnya hanya cemberut. Tidak tau saja bahkan Mario sendiri yang mengatur menu makanan Harvi dan wajib dihabiskan.
Mario membuka pintu kamarnya menggunakan pin. Kemudian berjalan masuk dan menurunkan Harvi di tepi ranjang. Sedangkan Mario berjalan ke walk in closet mengambil piyama untuk kekasihnya. Tapi sebelumnya ia berganti pakaian terlebih dahulu. Ia tak ingin kuman sekecil apapun berada didekat kekasihnya.
Kemudian ia berjalan keluar walk in closet . Ia melihat sang kekasih yang sudah tertidur dalam posisi bersandar dasboard. Ia menggelengkan kepalanya, ingatkan bahwa tadi Harvi sendiri yang berkata belum mengantuk, tetapi justru malah tertidur duluan.
Mario berjalan menuju Harvi, ia membaringkan sang kekasih agar nyaman. Kemudian ia melepaskan kaos Harvi beserta celana pendeknya. Kini Harvi terbaring hanya mengenakan celana dalam. Tenang Mario cukup kuat dalam menahan nafsunya, ia berjanji kepada dirinya untuk tidak menodai Harvi hingga sah. Kemudian Mario membalurkan lotion saat melihat kulit Harvi agak merah, mungkin karna terlalu lama berada di luar tadi. Lalu dia memakaian piyama ketubuh sang kekasih.
Ia berjalan ke sisi lain ranjang kemudian naik. Menjadikan lengannya sebagai bantal Harvi, lalu mengecup pipinya. Mario membenamkan kepalanya ke leher Harvi. Itu adalah spot favoritnya, mengendus dan mengecup pelan hingga akhirnya ia pun ikut tertidur menyusul sang kekasih.
Tbc
Hai hai siapa yang kangen Harvi? Atau kangen aku hehee. Maaf banget ya baru update. Selamat membaca dan maaf kalau sedikit
See you next chapter <3
KAMU SEDANG MEMBACA
NAUGHTY BEAR
أدب الهواةHarvi, Pemuda tampan nyaris menggemaskan dengan segala tingkahnya yang bar-bar. Mario, Pemuda tampan, dingin, dan kaya yang hidupnya teratur dan tidak menyukai segala pemberontakan. Kisah Harvi dan Mario yang memiliki sifat saling bertolak belakang...