Vitamin

1.4K 87 12
                                    

Jam beru menunjukkan pukul 4 pagi. Mario membuka matanya.Hal yang pertama kali dia lihat adalah beruang kesayangannya yang tengah menyamankan tidurnya di pelukan Mario. Mario yang gemas mencium pipi gembil sang kekasih bertubi-tubi, tetapi sang empu tidak terganggu sedikitpun. Malah makin nyenyak.

Setelah puas Mario memindahkan kepala Harvi ke bantal, sekali lagi Mario mengecup kening dan bibir nya.Kemudian ia bangkit menuju kamar mandi. Hari ini dia ada meeting penting di luar kota. Setelah bersiap-siap Mario hendak berangkat dan ia menyempatkan menemui kekasihnya yang masih berada di alam mimpi.

"Tidur yang nyenyak sayang, kakak kerja dulu", Mario mencium kening Harvi lama.

Kemudian ia bergegas untuk keluar. Melewati dapur ia bertemu dengan Tian.

"Bubu aku berangkat dulu, nitip Harvi", Mario menghampiri Tian lalu mengecup pipi sang mommy.

"Percayakan pada Bubu, kamu hati-hati nak", Tian menepuk pundak sang sulung. Kemudian mobil yang dikendarai Mario melaju membelah jalan Mansion Jung. Sedangkan Tian kembali ke kamar karna masih cukup pagi untuk dirinya membangunkan anak, suami, beserta calon menantunya.

***

Malam berganti pagi. Matahari sangat terik pagi ini.Namun, pemuda beruang itu masih nyenyak dalam tidurnya.

Cklek

Masuklah Tian ke dalam kamar Mario untuk membangunkan Harvi. Karena sebentar lagi sarapan akan dimulai. Keluarga Jung selalu membiasakan anggota keluarganya untuk sarapan bersama di ruang makan jika tidak ada urusan mendadak seperti Mario tadi.

Tian berjalan membuka gorden. Cahaya menyilaukan masuk menganggu tidur nyenyak Harvi. Ia menggeliat namun, enggan untuk bangun.

"Sayang bangun yuk, sudah pagi", Tian mencoba membangunkan Harvi dengan mengelus pundak yang terbalut piyama itu.

"Hoammm", Harvi mengerjap lucu berusaha membenarkan pandangannya. Ia memang bukan tipikal orang yang sulit untuk dibangunkan. Jadi sentuhan dikit ia dapat merasakan.

Dilihatnya jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia sangat hafal jika keluarga Mario orang sangat disiplin dalam segala hal termasuk jam bangun tidur hingga tidur lagi. Kalau di mansionnya mungkin hanya omelan Mae nya dan berakhir membiarkan sang bungsu tidur semaunya.

Aishh ia jadi ingin segera pulang.

"Bagaimana tidurnya baby? nyenyak sekali hm", Tian mengelus surai lembut Harvi

"Hehehe iya bubu", jawab Harvi.

"Ayo mandi, Anna sudah mempersiapkan air hangat untukmu", Tian menuntun Harvi bangkit menuju kamar mandi. Harvi segera masuk setelah Anna keluar, ia langsung membersihkan diri.

Sedangkan Tian, sembari menunggu Harvi mandi ia berjalan ke Walk In closet dan menyiapkan pakaian untuk calon menantunya itu. Sebenarnya ia sangat antusias dengan hal ini. Selama ini Tian menginginkan memanjakkan anaknya, tapi karna mereka mewarisi hampir seluruh sifat suaminya. Jadinya mereka menolak perlakuan sang Ibu. Sebagai gantinya ia akan memanjakkan calon menantu-menantu nya seperti sekarang.

*siapa yang pengen punya camer kayak bubu cung tangan

Tian mengambil celana training hitam dan sweater rajut berwarna cream serta kaus kaki berwarna senada. Sedangkan Anna tengah membereskan tempat tidur tuan mudanya.

Setelah lima belas menit akhirnya Harvi keluar juga.Ia mendekat kearah Tian.Kemudian mereka duduk di sofa yang ada di Walk in closet.

"Ini sayang bajunya", Tian menyerahkan baju pilihannya kemudian Harvi segera berganti.

NAUGHTY BEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang