Apa yang terjadi? Ayden gak ingat apa-apa tiba tiba dia bangun di kamar rumah sakit yang keliatan mewah banget.
Cuma satu yang dia ingat, Ayden itu namanya. Marga? Gak tau Ayden gak ingat.
"Mah...." Ayden memanggil wanita paruh baya yang beberapa menit lalu mengenalkan dirinya sebagai mamahnya.
"Iya sayang? butuh apa?"
Ayden gak tau kenapa dia pengen nangis denger nada suara mamahnya yang lembut banget kayak kue bolu itu.
Gak tau deh terharu aja gitu. Kayak dia tuh kangen mamahnya, tapi kan mamahnya lagi disini.
"Ak—"
Tok...tok...tok
Ayden yang mau ngomong gak jadi pas denger suara ketukan pintu.
"Bentar ya sayang."
Mamah Ayden mendekat ke pintu dan membuka nya menampilkan dua remaja yang masih memakai seragam sekolahnya.
"Mau jenguk Ayden ya?"
"Iya mah, oh iya ini kita bawa buah." jawab salah satu cowok yang lebih pendek.
"Aduh gak usah repot-repot, sini kalian duduk dulu ya, mamah mau keluar sebentar beliin Ayden makan."
Mamah Ayden mempersilahkan kedua remaja itu duduk di sofa kemudian keluar meninggalkan ketiga remaja dalam keadaan canggung itu.
Kayaknya Ayden doang yang canggung, karena dua remaja yang mengaku temannya itu kelihatan santai aja.
Ayden gak kenal mereka siapa, seragam sekolahnya juga keliatan asing.
"Ayden, lo gapapa kan?" Cowok yang agak pendek itu mendekatinya, duduk disamping brankar rumah sakitnya.
Sementara remaja satunya yang berwajah lempeng duduk di sofa di sudut ruangan.
"Aku—kalian siapa?"
"HAH?!"
Cowok yang agak pendek itu masang wajah kaget kearah Ayden sementara yang satunya langsung berjalan mendekat ke Ayden, wajahnya kelihatan penasaran walaupun di tutup sama wajah lempengnya.
"Lo gak inget kita?! terus sejak kapan lo ngomong pake aku-kamu."
Ayden mengernyit, tutur katanya kan emang gini, lagian itu ajaran keluarga nya.
Oke Ayden inget fakta itu.
"Aku beneran gak inget kalian siapa?"
Netra Ayden melirik name tag remaja yang agak pendek. Gio Sanjaya, nama yang tertulis disana. Kemudian netra Ayden melirik name tag remaja satunya, Guntur Sanjaya.
"Guntur, kayak gak asing." gumam Ayden. Tanpa sadar Ayden menjulurkan tangannya menyentuh wajah Guntur yang langsung di tepis sang empu.
"Gak sopan." Katanya kemudian pergi keluar ruangan.
"Lo nekat banget tai. Oh ya lo beneran gak inget sama gue?"
Ayden yang ditanya cuma menggeleng, matanya menatap lurus pintu ruangan tempat keluar nya remaja yang bernama Guntur itu.
"Lo sesuka itu ya sama abang gue?"
Ayden menoleh cepat, dia menunjuk dirinya sendiri. "Aku?"
Gio menarik pipi putih Ayden. "Iya Ayden Putra Bimantara."
Gemes Gio tuh sama Ayden dari tadi kayak bayi baru lahir gak tau apa apa.
Deg!
Ayden ingat sekarang dia pernah baca novel dengan nama tokoh yang persis dengan namanya dan kedua remaja itu.
Oke ini aneh banget gak mungkin Ayden masuk ke dunia novel kan? GAK MASUK AKAL BANGET. TERUS INI NOVEL HOMO KAN?
Mana dia cuma figuran doang yang bentar lagi mati di tangan kakak temennya sendiri. Dan apa tadi? dia suka sama Guntur? sejak kapan kok Ayden gak tau itu. Apa ada chapter yang dia lewatin pas baca novelnya.
Iyalah orang Ayden baca novelnya loncat loncat.
Terus kenapa Ayden gak inget kehidupan nya yang dulu sebelum dia masuk ke novel. Kenapa dia cuma inget namanya aja?.
Gak tau Ayden pusing.
"Aku mau pingsan aja."
"Eh! jangan pingsan dong anjir. DOKTER TOLONG."
Gio panik denger Ayden mau pingsan, makin panik ngeliat sahabatnya itu nutup matanya.
•••••
Kira kira buat visualisasi nya nggak? atau kalian mau berimajinasi sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN?
Teen FictionAyden itu figuran tapi kok jadi gini? • • • • content homo so homophobic don't interac