FIGURAN?

06

Lapangan sekolah tampak ramai hari ini. Sorakan dan kata kata penyemangat terdengar memenuhi lapangan.

Hari ini ada tanding basket antar kelas. Hanya sekedar main-main saja bukan pertandingan sungguhan.

Ayden sedikit takjub melihat hampir seluruh siswa-siswi menonton pertandingan ini. Tapi Ayden tidak heran sih, yang tanding kan Guntur dan kawan-kawan. Dimana mereka mempunyai visual di atas rata-rata ditambah juga kehadiran Zidan di tim Guntur membuat tim mereka semakin bersinar.

Lawan dari tim Guntur juga ganteng-ganteng. Apalagi yang namanya Kavin, temen sekelas Ayden itu mempunyai paras di atas rata-rata.

Ayden dan Gio berdiri di pinggir lapangan, disana juga ada Ezra, remaja manis itu sedari tadi terus meneriaki nama Guntur mencoba menyemangati nya.

Gio yang berdiri di samping Ayden mendengus mendengarnya. Sedari tadi anak itu terus meniru perkataan Ezra dengan muka nyebelin nya.

Sorakan semakin terdengar nyaring saat tim Guntur memasuki lapangan. Ayden terpaku pada sosok Guntur, ini pertama kali nya Ayden melihat Guntur lagi setelah seminggu sejak kejadian memalukan di rumah sakit itu.

Dimana Ayden tidak sengaja mengeluarkan suara laknat hanya karena choco chip nya tidak sengaja tersenggol es batu.

Memalukan.

Wajah Ayden memerah mengingat kejadian itu. Kepalanya menunduk kemudian menggeleng bermaksud membuang ingatan memalukan itu.

"AWAS!!!"

Ayden mendongak mendengar teriakan itu dan netra nya menangkap sebuah bola berwarna orange dengan garis hitam tengah melayang ke arah nya. Bukan nya menghindar Ayden justru memejamkan matanya terlampau takut dan mengangkat lengannya guna melindungi kepala. Siap menerima rasa sakit dari hantaman bola basket.

Bugh

Hening, suara ramai karena sorakan tadi berubah menjadi sepi. Seluruh atensi siswa-siswi yang berada di lapangan kini terpusat pada satu titik.

"Kok nggak sakit? apa aku pingsan?" Batin Ayden karena tubuhnya tidak merasakan sakit sama sekali, padahal jelas-jelas tadi telinga nya mendengar sesuatu yang terhantam bola basket. Kalau bukan tubuhnya yang terhantam lantas apa?

Nggak mungkin Gio tiba-tiba merelakan tubuhnya kan?

"Lo gapapa?"

Suara berat itu membuat Ayden terkesiap. Perlahan remaja manis itu menurunkan lengannya dan membuka matanya.

Dapat Ayden lihat, seorang remaja yang sangat di kenali nya berdiri di depannya. Tubuhnya sedikit membungkuk membuat Ayden melihat dengan jelas tubuh berkeringatnya. Rambut hitam legamnya yang berantakan terlihat mengkilat karena basah. Keringat yang mengalir dari pelipis melewati rahang tegasnya hingga leher membuat penampilan remaja itu terlihat sangat memukau di tambah dengan lengan berotot nya yang nampak karena baju basket tanpa lengan itu.

Mata Ayden mengerjap pelan, jantung nya berpacu dengan cepat. Kenapa Guntur di depannya ini terlihat sangat hot...?

Dan apa-apaan dengan jarak nya. Wajah Guntur hanya berjarak 20 centi dengan wajah Ayden.

"Nggak usah ngelamun." Tegur Guntur.

Tangannya mengambil bola basket yang sempat menghantam punggungnya kemudian berlari kembali ke tengah lapangan meninggalkan Ayden yang masih diam terpaku, memproses apa yang terjadi.

"Ayden lo gapapa? ada yang luka? sialan nih yang main, buta apa ya nggak bisa liat ring, main lempar aja ke pinggir."

Ayden masih diam, total menghiraukan omelan Gio dan bisikan-bisikan dari siswa-siswi di sekitarnya karena kejadian tadi.

Netra nya masih menatap lurus ke arah Guntur. Seakan tersadar Ayden mengalihkan pandangannya menatap Ezra yang berdiri tak jauh di sampingnya, remaja itu menatap lurus ke depan tepat ke arah Guntur yang justru sekarang sedang menatap lekat Ayden.

Sementara itu Zidan yang melihat semuanya, mendengus menahan tawa. Setau nya Guntur tidak sebaik itu untuk melindungi orang lain dari hantaman bola basket.

Dengan Ezra saja remaja itu tidak sebaik kelihatannya.

Zidan rasa akan ada persaingan sebentar lagi.

Tapi bukankah Guntur membenci Ayden?

•••••

Apakah Zidan bakalan jadi sad boy?🤔🤔

Maaf baru update aku lagi sibuk ngurus KRS gess🥲 plus mata aku lagi sakit gak bisa liat laptop lama2💔💔