Apa dunia memang tempat untuk bersedih? Bukan untuk bahagia?
😔😔😔
Gracia jadi ikut panik melihat semua teman-teman nya mulai mencoba menghubungi Ashel, namun tak ada hasil dan tak ada jawaban sama sekali dari Ashel.
Dia seakan tiba-tiba hilang entah kemana.
"Harus nya tadi gue berangkat sama dia, biar ga susah kaya gini!" Kesal Adel pada dirinya sendiri.
Suara ambulan kembali terdengar memasuki IGD lagi membuat mereka menoleh ke arah ambulan itu.
Gracia kembali melihat ponsel nya.
Tak ada jawaban dari Ashel membuat air matanya tiba-tiba saja menetes.
"Guys! Ashel baru saja masuk IGD!" Saru Dokter Olla yang berteriak tak jauh dari mereka.
Deg.
Semua kaget dengan berita mendadak itu.
"Jadi ambulan barusan bawa Ashel?" Tanya Eli.
"Iya, ayo kita ke sana!" Ajak Olla.
"Gre ayo kita ke ruang IGD, kita tunggu hasil dokter di sana" ajak Adel meraih lengan Gracia.
Mereka berjalan dengan gontai menuju ruang IGD, terlihat sosok berambut pirang juga ada di depan ruang IGD tengah menunggu seseorang.
"Lu! Temen nya Shani kan?" Tanya Adel sesampainya di depan ruang IGD.
"Iya gue temen nya Shani, gue tebak kalo yang baru masuk itu pasti temen kalian" balas nya.
"Mobil Shani di senggol truk, dan mobil nya Shani ga sengaja nyenggol motor ojol yang bawa temen lu, itu menurut orang-orang yang jadi saksi" jelas Feni singkat.
Gracia terduduk lemas di kursi yang ada di dekatnya.
'kenapa dia harus ngusik temen ku juga' batin Gracia.
Air mata kembali menetes dari pelupuk mata Gracia, Gracia yang pada dasarnya lemah lembut hati nya akan mudah menangis, apalagi menyangkut teman nya.
Mereka tak tau harus berbuat apa selain menunggu hasil dari dokter.
"Hiks...hiks...Ashel" Isak Muthe.
"Kamu pasti kita Shel hiks...hiks.." tangis Callie yang sama rapuh nya.
Adel bersandar pada dinding, dia lirih ke lantai sambil menjambak rambut nya pelan.
"Harus nya aku temenin kamu Shel!" Kesal Adel pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKIZOFriend (END)
FanfictionKenapa Dunia kejam? kata seorang Gadis. Kenapa Dunia tak adil? Kata seorang Gadis. Kenapa dan kenapa yang hanya mampu dia tanyakan, tanpa ada jawaban. Mulai tak bisa membedakan mana nyata dan fiksi, rasanya hidup di mimpi lebih indah dari kenyataan...