Mata Ashlyn mengedip beberapa kali, merasakan sesuatu yang menonjol dan panas menekannya di bawah sana. "Kau tidak boleh melakukan ini." Sekarang Ashlyn mencoba menjauhkan tubuhnya dari pria itu.Kepala Kylian bergerak ke samping, ia berbisik tepat di telinga Ashlyn, tapi lagi-lagi gadis itu tak tau apa yang Kylian gumamkan.
Tubuh Ashlyn semakin kaku ketika Kylian menekan area miliknya yang berdiri tegak. Pria itu menggesekkan miliknya. Sontak Ashlyn menahan pundak pria itu. "Kylian hentikan!"
Gerakan Kylian terhenti. Tapi nafasnya terdengar menderu di leher Ashlyn. Tiba-tiba wajah Ashlyn menjadi memerah. Pria itu kembali menggumam dan Ashlyn menjadi kaku saat bibir itu menyentuh lehernya dengan lembut.
Rasa dingin langsung menjalar ke seluruh tubuhnya. Bibir Kylian bergerak pelan mengecup leher Ashlyn. Tangan pria itu memeluk pinggang dan punggungnya, menahannya.
"Nghh.." desahan kecil keluar dari bibir Ashlyn. Lagi-lagi Kylian menggerakkan pinggulnya dan terus menggesekkan miliknya.
Kaki Ashlyn mulai kehilangan kekuatannya. Bibir Kylian mulai mengecupi lehernya lebih dalam dan menjilatinya. Rasanya kewanitaan Ashlyn berkedut. Hawa panas mulai menjalar di seluruh tubuhnya.
"Ughh.." Ashlyn memejamkan matanya dan meremas pundak Kylian ketika bibir pria itu menyesap lehernya kuat. Tubuh itu menggeliat tak nyaman dan nafasnya mulai berat. "Mmhhh.."
Sebuah erangan terdengar dari bibir Kylian yang masih ada di lehernya. Lengan pria itu begitu kuat memeluknya dan ia merasakan sesuatu yang basah menembus pakaiannya. Pria itu mendapatkan klimaksnya.
Ashlyn yakin bahwa dirinya sudah akan terjatuh jika tangan Kylian tak memeluknya. Pria itu mensejajarkan wajahnya dengan Ashlyn, dan ia melihat mata biru itu sedikit menggelap. Rasanya ia sedang melihat dasar dari sebuah lautan.
Ashlyn terlalu larut menatap mata tersebut hingga ia baru sadar jika mereka sudah tidak berada di laboratorium. "Bagaimana bisa?" Gadis itu masih dalam keterbingungannya karena mereka sekarang ada di kamar Ashlyn. Apakah ini sihir teleportasi?
Belum sempat Ashlyn berpikir lebih banyak, tubuhnya ditidurkan di ranjang dan Kylian berada di atasnya. Susah payah Ashlyn menelan salivanya saat Kylian meraih tangannya untuk memegang miliknya yang masih tegak menantang.
Apakah dia meminta Ashlyn untuk membantunya keluar lagi. Tidak, Ashlyn tidak bisa melakukannya lagi. Ia segera menjauhkan tangannya dan itu membuat Kylian menatapnya.
"Kenapa.." pria itu menggumam.
"Kau bisa melakukannya sendiri."
"Jika bukan Ashlyn, tidak bisa keluar."
Wajah Ashlyn tiba-tiba semakin memerah. Gadis itu mulai berpikir apakah Kylian sadar apa yang sebenarnya dia lakukan?
"Tentu saja bisa. Kau hanya perlu berusaha lebih keras."
Entah kenapa Ashlyn malah berbicara seperti itu. Tapi sepertinya itu berefek untuk Kylian. Pria itu memegang miliknya sendiri dan menggerakkan tangannya. Matanya terus menatap wajah Ashlyn yang ada di bawahnya.
Ashlyn tak menyangka jika Kylian akan langsung melakukannya saat itu juga. Ia memalingkan wajahnya, tak ingin melihat bagaimana pria itu memusakan hasratnya.
Kamar yang awalnya hening itu mulai dihiasi oleh suara kocokan tangan Kylian. Ashlyn menggigit bibir bawahnya, ia melirik kecil dan mendapati Kylian masih menatapnya. Ekpresi pria itu berubah dan sebuah cairan putih mencibrat mengenai dada dan wajah Ashlyn.
Ashlyn menyentuh pipinya yang terkena cipratan. Ia melihat tangannya yang terdapat cairan putih. Pria itu benar-benar mendapatkan pelepasannya.
"Lihat kau bisa melakukannya sendiri kan?" Ashlyn beralih melihat Kylian namun ekspresi pria itu masih belum berubah. Matanya turun ke bawah, melihat milik pria itu yang masih berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKENED
Fantasy⚠️ 18+ Mengandung adegan dewasa dan kata kasar. . . Saat kecil cita-cita Ashlyn adalah menjadi peneliti yang hebat seperti ayahnya. Ia selalu mengikuti ayahnya ke laboratorium dan belajar banyak dari orang-orang di sana. Ini adalah laboratorium terc...