MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Kenyataan Pahit (1)
"Loh, itu bukannya Mas Amar ? Kenapa dia bisa jalan berdua bersama Nura ? Kenapa mereka juga begitu mesra ?"
Tatapan ku terus menyelidik pada dua orang yang baru saja keluar dari pintu Mall.
Dari dalam mobilku, berkali-kali aku berusaha melihat dengan jelas. Tapi apa yang aku lihat memang tidak salah, Ia adalah Mas Amar---suamiku dan sahabat ku yang bernama Nura.
Yang membuat hatiku sakit, Nura merangkul siku tangan suamiku dengan begitu manja. Sedangkan, suamiku menenteng beberapa paper bag di tangannya. Mereka nampak tertawa bersama dengan begitu mesra.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka ? Apa Mas Amar mengkhianati pernikahan ku dengan selingkuh dengan Nura ?
Aku tertegun. Dada ini rasanya benar-benar sesak. Masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Nura, sahabat yang paling aku percayai untuk menceritakan segala hal, seseorang yang paling aku anggap orang terbaik, tega memperlakukan hal sekejam itu padaku.
Baiklah, Nura. Mulai detik ini, aku tidak akan lagi menjadikan mu sahabat. Mulai detik ini, aku tidak akan lagi mempercayakan segala hal padamu. Kali ini, aku cukup tau siapa kamu sebenarnya. Sakit. Sakit sekali rasanya hati ini.
Se-ambisi itu kamu ingin mendapatkan apa yang aku miliki dengan rela melakukan cara kotor. Baiklah, Nura. Jika memang kamu berpura-pura baik, aku juga bisa berpura-pura baik seperti mu!
Sebelum melajukan mobil, aku mengambil handphone ku dulu dalam tas. Aku foto dulu kebersamaan mereka sebagai bukti bahwa aku memang tidak salah lihat telah mengetahui se-iblis apa sahabat dan suamiku!
Niatku untuk belanja ke Mall, aku urungkan. Aku lebih memilih melajukan mobil dan memilih untuk pulang.
***
Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamar. Aku menangis sejadi-jadinya untuk meluapkan semua emosi yang aku rasakan. Sedih dan marah bercampur menjadi satu.
Aku meremas bantal yang ada di samping ku dengan ingatan yang terus terbayang pada kejadian tadi. Saat orang-orang yang paling aku sayangi selama ini, tega menghancurkan diriku.
Aku merasa menjadi manusia yang terlalu polos, sampai kejahatan sahabat dan suamiku sendiri tidak pernah aku sadari.
"Arghhh..."
Bantal yang semula aku cengkram, aku lempar dengan penuh amarah ke lantai. Ini benar-benar hal yang menyakitkan yang aku terima. Aku dilukai oleh orang-orang yang selama ini aku anggap baik.
'Aku benar-benar merasa bodoh!'
Setelah agak sedikit tenang, aku mengusap pipiku yang basah. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk membuat Nura dan suamiku menyesal.
'Lihatlah, Mas, Nura. Aku akan buat kalian menyesal atas perbuatan kalian ini!'
***
Ceklek! Pintu kamar dibuka oleh seorang laki-laki yang masih berpakaian kemeja dengan dasi yang menggantung di kerah bajunya. Ia adalah Mas Amar.
"Sayang, kamu kenapa ?" Mas Amar yang baru membuka pintu kamar, celingukan begitu melihat bantal yang aku lempar ke lantai, juga sprei tempat tidur yang berantakan.
Tatapannya lalu menatap padaku. "Kamu abis marah ya ? Kamu marah kenapa ? Coba cerita sama aku ?" tanyanya. Ia sudah paham bagaimana sikapku ketika aku marah, senang, ataupun sedih.
"Enggak, Mas. Tadi cuman ada kecoa aja di kamar. Aku takut, makannya aku lempar pake bantal."
"Kecoa ? Oh, kok bisa ya ada di kecoa di kamar kita ? Biasanya 'kan kamar kita selalu bersih karena kamu yang selalu bersihin." Tatapan Mas Amar melihat-lihat ke seluruh isi kamar. Mungkin, ia berusaha mencari keberadaan kecoa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU
AzioneKetika seorang suami dan sahabat mengkhianati dirinya. Hingga membuat Via berjanji pada dirinya sendiri, untuk membuat suami dan sahabatnya menyesal telah memperlakukannya dengan buruk.