"percayalah dari sini kita akan tahu bahwa kebahagiaan cinta itu datang tanpa harus mengenal latar belakang tuannya."
*****Lily Tshu, seorang gadis berumur 10 tahun yang sudah mendapatkan tekanan berat dalam hidup. Padahal dia adalah sosok gadis mungil yang cantik, polos, dan lucu, namun entah mengapa lingkungannya seakan tidak mau menerima akan kehadirannya.
Di sekolah dia sering sekali mendapat perlakuan buruk dari salah satu teman lawan jenis seangkatannya, dari memalak hingga melakukan bullying namun, karena tubuhnya yang mungil dia tidak sanggup untuk melawan.
Dia pernah mengadu perlakuan buruk teman sekelasnya itu kepada sang guru namun, sialnya sang guru terlihat acuh dan menyepelekannya. Sang Guru menganggap perilakunya terhadap Lily hanya lantaran sekedar kenalakan anak - anak biasa pada umumnya, dan parahnya sang Guru tidak pernah sekalipun menegur sipelaku.
Sebeneranya Lily memiliki sepupu yang satu sekolah dengannya namun, sepupunya itu nampak tidak peduli dengannya. Jangankan untuk membelanya saat dari perlakuan buruk temannya, untuk sekedar ke sekolah bareng saja enggan.
Hampir setiap sepulang sekolah Lily selalu menangis, namun na'asnya sesampinya di rumah tidak ada yang mau mendengarkan keluhnya. Mengadu ke Papahnya hanya disuruh diam, seakan beliau sudah bosan mendengar rengekan gadis kecilnya itu. Mengadu ke Mamahnya pun sepertinya percuma, karena dia hanya mendapat pesan untuk balik melawan. Dilihat dari ukuran tubuhnya yang mungil apalagi dia seorang gadis sepertinya, mustahil baginya untuk balas melawan.
Seandainya orang tua Lily tahu apa yang dia butuhkan, dan itu bukanlah sekedar kalimat-kalimat motivasi ataupun bentakan amarah yang menusuk hati, sumpah bukan
itu! Yang Lily butuhkan hanyalah pelukan hangat penuh kasih sayang dari mereka sebagai orang tuanya, lalu didengar semua keluh kesahnya dalam menjalankan hari-harinya. Entah mengapa hal sesederhana itu tidak pernah dia dapat, padahal dia berada di tempat yang seharusnya membuatnya paling nyaman. Semenjak itu Lily lebih memilih untuk menjadi orang yang tertutup, pendiam, dan lebih nyaman dalam kesendirian.Di balik ribuan tangis yang meliputi, pasti terselip sebuah tawa.
Meskipun Lily banyak menerima luka dalam bentuk fisik ataupun batin, untungnya dia memiliki sahabat yang sangat peduli dengannya. Dia adalah Lala Dellila, satu - satunya sahabat Lily yang sangat peduli dengannya. Gadis sebayanya ini memiliki sifat ceria, dan pemberani yang dapat memberi warna baru dalam keseharian Lily. Dia pun sangat mampu membuat Lily tertawa terbahak - bahak sampai lupa dengan kesedihannya. Lala adalah tempat terbaik bagi Lily saat ini untuk menceritakan keluh kesahnya yang memang sangat dia butuhkan. Hanya dihadapan dialah Lily bisa menjadi apa yang dia inginkan.
Sayangnya mereka tidak berada dalam kelas yang sama, meskipun sekolah mereka masih dalam satu lokasi namun berbeda gedung. Hal ini membuat Lala tidak bisa seketika datang untuk membela Lily ketika dia sedang diganggu.
Pernah ada kejadian Lily sedang dipalak oleh teman sekelasnya itu, dan beruntung Lala menyaksikannya. Tanpa pikir panjang, Lala langsung menghampiri si pemalak itu lalu memberi kejutan berupa tendangan kencang yang tepat mengarah kebagian vital. Hal itu membuat si pemalak seketika menjerit kesakitan, hingga akhirnya dia meminta ampun kepada Lily, dan berjanji tidak akan menggagunya lagi. Selain Lala, Lily juga punyai teman lain, yaitu sebuah boneka barbie kesayangan yang dia beri nama Hanna, boneka inilah yang selalu menemani Lily saat tertidur.
Itulah Lily Tshu, gadis kecil dengan penuh kesedihan, yang sedang berharap kebahagian cepat datang kepadanya.
*****
Patih Nara Purnama, biasa dipanggil dengan nama tengah yaitu Nara, seorang pria berumur 22 tahun dengan sifat rendom yang selalu sial dalam menjalani hubungan percintaan. Entah mengapa dia selalu disakiti oleh pasangannya dengan berbagai cara, dari diselingkuhin, ditinggal tanpa sebab, tidak direstui orang tua dan alasan-alasan lain. Padahal kalau dilihat Nara selalu tulus pada pasangannya, dan tidak punya riwayat selingkuh apalagi mempermainkan wanita. Nara sangat menjunjung tinggi sebuah kesetiaan karena, dia berprinsip tidak ingin seperti ayahnya, yang telah meninggalkan ibunya saat dia masih kecil.
Semenjak sekolah dasar Nara sudah tidak lagi mengenal sosok seorang ayah, yang dia tahu orang tuanya hanya satu yaitu ibu. Ayahnya pergi begitu saja entah kemana, tidak ada salam perpisahan atau pun kabar darinya. Tapi Nara tidak pernah menyesali perpisah itu, bagi dia itu hanya bagian takdir pahit yang harus diterima.
Terkadang dia iri dengan teman - temannya yang memiliki keluarga yang utuh, apalagi saat melihat mereka tertawa bersama dalam candaan keluarga terkadang membuat dadanya merasa sesak, sebab momen itu adalah momen yang sangat dia inginkan.
Sebenarnya dia punya kesempatan untuk memiliki keluarga yang lengkap, saat Ibunya memutuskan menikah untuk yang kedua kalinya tapi, bukannya kebahagiaan yang didapat justru bala yang mereka terima. Lelaki yang menjadi Ayah sambungnya itu hanya ingin memanfaatkan Ibunya untuk menaikkan status sosialnya saja, dan parahnya lagi dia kerap berbuat kasar kepada Ibunya dalam bentuk fisik maupun mental. Saat mengetahui Ibunya diperlukan buruk, Nara pun sempat berkelahi dengan Ayah sambungnya hingga puncaknya Nara meminta ibunya untuk berpisah dengan laki-laki brengsek itu, dan ibunya pun menyetujuinya.
Sama dengan Lily, sewaktu Nara duduk di bangku sekolah dasar dia pun sering dipalak dan juga dibully oleh teman-teman sekelasnya. Alasa mereka berbuat itu kepada Nara karena, dia tidak mempunyai sosok ayah jadi mereka berfikir kalaupun Nara menangis pasti tidak ada yang akan membelanya.
Jika Lily yang hanya diam saat diperlakukan buruk oleh teman-temannya, bada halnya dengan Nara yang justru lebih sering untuk melawan, walaupun berujung dengan kekalahan tapi dia tidak pernah mengadu ke Ibunya karena, dia takut Ibunya terlalu khawatir dengannya.
Saat ditahap perkuliahan Nara lumayan famous hampir sebagian besar mahasiswa di kampus mengenalinya tapi, perlu diingat dia famous bukan karena wajahnya yang rupawan ataupun punya garis keturunan darah biru melainkan, karena tingkahnya yang konyol dan mudah akrab dengan siapapun. Dia juga dikenal sangat jahil, yang dimana korbannya bukan lagi sekedar teman - temannya melainkan para dosen yang menurutnya asik.
Ada salah satu kisah yang dimana kejahilnya kepada Dosen sempat menjadi tranding topic. Ceritanya kala itu Dosen yang mengisi kelasnya sudah melewati batas waktu mengajar namun, sang Dosen tidak peduli dan terus saja menerangkan materinya hingga lebih 30 menit dari waktu normal. Nara yang merasa bosan dengan itu berinisiatif melakukan bersin yang dibuat - buat bertujuan untuk menyindirnya. "Ha-ha-hatsyim! Pulang..." lontar Nara. Sang dosen yang mengerti apa maksudnya itu seketika geram, dan tanpa pikir panjang langsung mengusirnya keluar dari ruangan saat itu juga. Tak hanya sampai disitu, buntut dari kelakuannya Nara harus mengulang mata kuliahnya Sang Dosen.
Meskipun Nara dikenal dengan tingkahnya yang jahil, dan konyol namun kehadirannya selalu ditunggu-tunggu, seolah dunia sepi tampangnya.
Nara kini sudah menyelesaikan kuliahnya, meskipun harus tertatih - tatih untuknya bisa lulus sebab, pernah kejadian saat Nara hampir putus kuliah. Ketika itu Ibunya Nara tiba-tiba mengalamin guncang dalam segi ekonomi yang berakibat tidak sanggup lagi membiayai kuliahnya. Nara yang saat itu berfikiran untuk berhenti kuliah, beruntung dapat tawaran bekerja dari temannya. Tanpa pikir panjang dia langsung menerima tawaran itu dan akhirnya Nara bisa melanjutkan kuliahnya hinggap selesai meskipun, harus berbagi waktu sambil bekerja.
Itulah Nara, dibalik tingkahnya yang random sebenarnya dia memiliki kisah hidup yang bisa dibilang berat tapi, dia tidak pernah mengeluhkan takdirnya, dan terus menjalani hidup meski dalam keceriaan palsu.
Apa yang terjadi jika Lily dan Nara bersama?
Kesempurnaan cinta sebab, Nara akan datang diwaktu yang tepat, yang dimana Lily sedang membutuhkan seseorang yang bisa merubah pandangan tentang hidupnya.
Tapi umur mereka terlampau jauh?
Bagi mereka umur hanyalah sekedar angka, jika kita hanya melihat Lily yang sekarang mungkin kita akan beranggapan Nara adalah seorang pedopil, tapi cobalah lihat 10 tahun mendatang? ketika Lily sudah menjadi wanita dewasa, mungkin mereka akan menjadi sebuah pasangan dengan sejuta kejutan.
Mungkin kisah mereka pernah kita dengar atau kita sendiri yang merasakannya tapi, percayalah dari sini kita akan tahu bahwa kebahagiaan cinta itu datang tanpa harus mengenal latar belakang tuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany
RomanceKebahagiaan, sebuah kata sederhana yang sangat mudah diucap tapi sulit untuk dirasa. Kenapa? Karena kita belum benar-benar mengerti arti kebahagiaan yang sesungguhnya itu apa, baik itu dalam segi arti, makna, dan manfaat. Seperti Lily Tshu, seorang...