Sesampainya dirumah aku mengganti pakaianku, dan berbaring sejenak diatas tempat tidurku, pikiranku masih terus dihantui olehnya, "cling" bunyi notifikasi dari ponselku, aku mengambil ponselku lalu mengeceknya, ternyata itu notifikasi dari Instagram "@victoriathirza mulai mengikutimu".
Raut wajahku tersenyum melihat notif itu, terbesit di pikiranku bahwa besok aku harus praktek tugas sekolah, "duh udah jam 4 aku belum belanja lagi". Aku langsung loncat dari tempat tidurku, mengendarai laju motorku menuju arah pasar, setelah mendapatkan bahan-bahan yang aku perlu, aku kembali pulang.
Sesampainya dirumah aku melakukan aktifitasku seperti biasanya, malam itu aku tidur cepat karena tidak sabar untuk kesekolah besok, pukul 06.00 aku terbangun karena suara alaram, aku menetralkan pikiranku agar tidak pusing, lalu beranjak dari tempat tidurku bersiap untuk kesekolah.
Tak biasanya aku bersemangat seperti ini kesekolah, ibuku sampai kebingungan karena tingkahku,
"No tumben hari ini ga molor, senyam-senyum mulu dari kemarin ada sesuatu ya?" sembari memasang raut wajah kebingungan.
"Hehe.. gapapa kok bu Fano lagi seneng aja" ucapku sambil mengambil sebuah roti dan bersiap kesekolah.
"Fano berangkat dulu yaa bu, dadahh i love you" aku mengendarai laju sepedah motorku.Saat berada diparkiran sekolah aku melihatnya lagi, dia terlihat kesulitan memarkirkan kendaraannya, tanpa berfikir panjang aku langsung membantunya, meskipun hati ini berdebar kencang aku tetap tegar seperti biasa saja.
"Kak sini biar aku aja yang parkirin" seruku sambil memindahkan kendaraannya.
"Oh iya makasih yaa" ucapnya sambil membungkuk hormat dan melangkah pergi dari hadapanku.Namun reflex tanganku menahan tangannya,
"jangan pergi dulu" ucapku membuatnya bingung.
"Ha maksudnya?" tanyanya dan mata kecil yang mengarah ke aku.
"Aku Stefano Irvan Zidan panggil aja Fano" sambil memberikantanganku bermaksud untuk mengajak kenalan.
Dia yang awalnya bingung, langsung mengangkat sudut bibirnya tanda tersenyum.
"Aku Victoria Thirza panggil aja Zaza" ucapnya sambil mengambil uluran tanganku.Aku tak cukup berani untuk meminta kontaknya, entah kemana hilangnya semua kepercayaan diriku yang tinggi itu, dia satu-satunya cewek yang menenggelamkan rasa percaya diriku begitu saja, setelah berkenalan kami berjalan memasukin sekolah bersama, langkahku yang gemetaran berjalan menuju Kitchen sekolah, sedangkan dia dengan ekspresi datar dan lugunya berjalan menuju kelasnya, aku yang masih berdiri dimuka pintu memandanginya sampai dia memasuki kelasnya.
Suasana panas dan ricuh dikitchen membuatku pusing, dan berkeringat disekujur tubuhku, aku terus melanjutkan pekerjaanku.
"SLAP-SLAP-SLAP" suara dari pisau yang aku ayunkan memotong buah-buahan.
"Hari ini aku buat salad buah, mungkin jika aku memberikannya sekotak, dia bakalan peka aku memiliki rasa suka padanya" batinku sambil mengisi kotak-kotak itu .Jam dinding menunjukan pukul 10.00 bel istirahat telah berbunyi, suasana sekolah yang awalnya sepi kini kian ramai, aku mencari-cari dia sekeliling sekolah, tiba pada saat aku menurunin tangga tak sadar ternyata kami saling berhadapan, aku terdiam dia tersenyum padaku, entah mengapa aku malah jadi salah tingkah begini, dengan tangan yang sedikit gemetaran aku menyodorkan sekotak salad itu, bermaksud ingin memberikannya.
"Ha ini apa?" sangking lugunya dia sampai menanyakannya lagi, padahal sudah terlihat jelas bahwa itu sebuah kotak salad.
"Oh ini salad tadi aku buat bahan peraktek, cobain ini buat kamu" dengan nada yang datar aku tetap ingin menjaga imageku dihadapannya.Baru kali ini aku merasa sangat dekat dengannya, dan rasanya tak pernah terbayangkan olehku, memanfaatkan momen ini kuberanikan diri untuk meminta nomornya.
"Oh iya Za aku boleh minta kontak kamu?" entah apa yang terjadi, wajah yang sedaritadi senyum padaku kian menjadi datar, dia berjalan menjauh dari hadapanku sembari mengatakan "pulang sekolah nanti temui aku ya" pikiranku mulai kacau.
"Apa sebaiknya tadi aku gausa minta nomor doi ya? Atau karna dia ga suka salad? Jangan-jangan aku bau jadi dia menjauh?" Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan absurd menghantui kepalaku.sampai bel waktu pulang sekolah telah berbunyi, kepalaku mulai berkeringat jantung berdebur cepat.
"Yatuhan gini banget dah dekat sama cewe misterius, dibuat deg-degan mulu" batinku sambil berjalan menuju parkiran sekolah.Dari kejauhan aku sudah melihatnya menungguku, diawah atap berteduh dari terik matahari, wajahnya yang sedikit memerah sambil tersenyum melihatku datang, aku menghampirinya melihatnya memegang sepucuk kertas kecil berwarna putih.
"Lama banget sih dari mana aja" tanyanya.
"Sorryy udah buat nunggu tadi aku piket kelas" ucapku.
"Padahal emang ga berani aja keluar kelas tadi" batinku, dia menyodorkan tangannya bermaksud memberikan surat itu kepadaku.
"Jangan dikasih ke siapa-siapa yaa, kontak aku privasi baru kamu doang cowo yang dapet langsung dari aku" sembari memasang raut wajah yang sedikit mengancam.Mendengar hal itu aku merasa special seperti mendapatkan harapan baru, semua pikiran dan pertanyaan kacau seketika sirna dari kepalaku.
"Oh oke-oke thanks Za" ucapku sambil tersenyum.
"Iya No makasih juga tadi saladnya enak banget, aku pulang duluan yaa" setelah dia pulang aku merasa menjadi seperti diriku dulu.
"Kata doi baru aku doang yang dapet nomor langsung dari dia? fix doi suka sama gw, fix gw ganteng" batinku, aku memberikan kabar ini pada temanku.
"Oii Rell.. wooo anjenggg gw dapet kontak doi!!" teriaku kesenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Victoria
RomanceCerpen yang berisikan tentang seorang anak laki-laki yang falling in love. Dia Fano bertemu dengan Thirza, gadis disekolah yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Laki-laki bodoh tidak tau akan kemana arah hubungannya, berharap akan terus bersama da...