Waktu berjalan begitu cepat.seolah tak sabar menunggu kelahiran anak ketiga Yuni .
Kini Yuni ditemani Danang sedang menunggu pembukaan 10 ,dan sebentar lagi akan ada tangisan bayi.
Sedangkan Leo dan isna sedang bersama suster di luar.
Waktu menunjukkan pukul 11.30
Dan Yuni sudah mulai mengejan bertanda akan segera melahirkan
Danang setia menemani Yuni dengan menggenggam telapak tangan istrinya .Akhirnya dokter mengatakan sudah waktunya Yuni melahirkan
Yuni dengan beberapa kali mengatur nafas dan dengan kesetiaan suaminya akhirnya anak ketiga mereka telah lahirSenyum ter ulas di bibir Yuni begitu juga Danang yang dari terus berdoa kepada Allah agar dipermudah.
Usai itu bayi Yuni pun dibawa untuk dibersihkan ,dan setalah dibersihkan diberikan ke Yuni yang saat itu setengah sadar .
Yuni lalu memberikan nya kepada Danang untuk di adzan kan
"Mas,adzan kan anak kita "
Dengan suara lantang Danang meng adzan kan bayinya
Setelah itu Danang mencium bayi mungilnya yang berkelamin laki laki itu.
" Syg,selamat datang anak ayah " ucap Danang tak terasa satu air mata menetes karena haru
" Syg,kasih nama nya "
" Siapa ya "
" Siapa aja yang penting bagus "
" Hmm Dafi gimana "
" Dafi nama yang bagus "
" Oke nama kmu Dafi Anang prawidya ya nak " ucap Danang membisikkan di telinga Dafi dan bayi itu tersenyum
" Mas dia tersenyum "
" Berati anak kita suka namanya "Setalah itu Yuni segera dipindahkan keruang istirahat usai dibersihkan oleh perawat .
Isna dan Leo pun bisa menemui ibuknya dan juga adiknya .
" Ibuk,sehat kan " tanya Leo
" Sehat kok nak "
" Ibuk,capek ngk,Leo kipas sin ya"ucap Leo lalu meng kipas kan ibuknya
" Anak ibu baik banget sih "
" Leo,isna liat adik kmu ganteng kan" ucap ayah mengendong Dafi
" Ayah adik Leo cowok ya "
" Iya sayang "
" Hore "ucap Leo
" Hole " ucap Isna
" Leo dan isna sekarang udah jadi kakak jadi harus bertanggung jawab dan jagain adek ya " ucap Danang
" Siap ayah "
" Ayah,adiknya namanya siapa " tanya isna
" Adik isna dan Leo namanya Dafi "
" Dafi,nama yang bagus ayah "ucap Leo
" Pak,ibuk pingin pulang deh "
" Besok ya buk,sekarang jangan dulu ibuk butuh istirahat "
" Iya "Besok harinya Yuni dan Dafi diperbolehkan pulang ,dan dokter menyarankan untuk Danang dan Yuni untuk terus memeriksa tumbuh dan kembang Dafi jika perlu konsultasi jika ada apa apa
Kali ini Danang menyewakan mobil khusus untuk membawa Dafi dan Yuni
" Ayok buk naik " ucap Danang
Syukurnya sih Yuni bisa berjalan seperti biasa ,tanpa bantuan danang soalnya kan Danang Gendong DafiSampai di rumah ,danang meletakkan Dafi di box tidur lalu dia menidurkan isna yang telah tertidur dan Leo kini tengah membantu Yuni memasak
" Buk sudah jangan kerja yang berat berat dulu,sini biar bapak yang masak "
" Udahlah pak,masak mah bukan pekerjaan yang susah "
" Iya bapak tau tapi dokter kan menyuruh ibu istrinya dulu,sini biar bapak yang masak "
Akhirnya Danang yang masak,tapi Yuni ngk diam diam loh dia malah ambil sapu dan nyapu .
Sampai suara tangisan Dafi sekaligus tangisan Isna karena tidurnya tergangguSegeralah lari Danang dan Yuni
Yuni meninggalkan sapu nyaYuni lalu mengendong Dafi,dan memberikan asi ,sedangkan danang menenangkan isna dengan mengendong putrinya itu.
" Pak kok bau gosong " ucap Yuni
" Waduh masakan bapak buk,gosong " ucap Danang dan benar saja masakannya gosong
" Waduh pak,gosong "
" Iya nih buk "
" Udh biar ibuk aja yang masak ,bapak gantian gendong Dafi sini Isna ibu yang gendong .Yuni sambil masak ,sambil mengendong isna .
Jadilah masakan Yuni dan isna juga sudah bangun .
Sedangkan danang masih meniduri Dafi
" Pak,ayo makan dafi biar ibuk yang jaga "
" Ibuk aja dulu ,bapak nanti"
" Ngk,bapak dulu dari pagi bapak belum makan,ibuk nanti setelah bapak"
" Ngk ibu dulu,ibu harus makan kan asi Dafi "
" Iya deh pak,bapak emang paling ngeyelYuni pun makan sambil menyuapi isna dan Leo sungguh mandiri anak itu makan sendiri.
Begitulah keluarga kecil mereka ditambah kelahiran anak ketiga mereka Dafi menambah kebahagiaan di keluarga
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Ayah
Short Storyini cerita tentang sebuah perjuangan seorang ayah dalam merawat ke 3 anaknya tanpa istri. berperan sebagai ayah dan ibu sekaligus tidak membuat pak Danang prawidya putus asa dan menyerah . walau ia hanya seorang petani dengan lahan kebun yang cuma 3...