02

166 37 0
                                    

Daffa dari tadi terus mondar-mandir di kamarnya sambil mengecek ponselnya. Sudah 2 jam sejak dirinya pulang dari sekolah namun sang sahabat sama sekali belum melihat pesannya. Daffa khawatir karena tidak biasanya Fasya pulang telat jika ia bermain dari sore hari. Ia melihat kamar gadis itu yang masih gelap di samping kamarnya.

Oh ya selain mereka selalu satu sekolah dari SD, Fasya dan Daffa juga sudah bertetangga dari lama. Itulah kenapa mereka bisa sangat dekat dari kecil.

Ceklek! Pintu kamar Daffa terbuka menampilkan sang ibu yang membawa beberapa baju miliknya yang telah selesai di laundry.

"Aa' kenapa kok bolak-balik gitu? Ada apa sayang?"

"Ma, mama ada liat Fasya pulang ga tadi? Sebelum aa' pulang? Chat Daffa dari tadi belum di balas sama dia" tanya nya saat menghampiri sang ibu yang sedang merapikan lemari pakaian anak sulungnya.

"Lah barusan aja tadi mama liat Fasya masuk ke rumahnya sama temennya" ucap Tina tanpa mengalihkan tatapannya pada sang anak

"Yang bener ma?"

Tina mengangguk kemudian terkejut begitu mendengar suara pintu kamar yang ditutup agak keras. Ia menggeleng pelan melihat kelakuan putranya yang berlari keluar menuju rumah sang sahabat.

"Dasar anak muda"








"Acaaa! Selamat malam Acaa! main yuk!" teriak Daffa yang langsung masuk ke rumah Fasya. Dirinya sudah tidak segan lagi karena orang tua Fasya yang menyuruh untuk menganggap rumah mereka seperti rumahnya sendiri.

"Eh kamu Daffa, tante kira siapa yang teriak-teriak tadi" ucap Widy-mamanya Fasya.

Daffa menyengir, "Hehe iya, maaf ya tante aku bikin keributan. Aca nya ada kan tante?"

"Ada di kamarnya tuh, baru aja pulang dia. Ada Naila juga, katanya mau nginap disini malam ini"

Tumben. Tidak biasanya gadis itu menginap di rumah Fasya kalau bukan weekend. Saat pria itu akan melangkah menuju kamar Fasya, satu notifikasi muncul dilayar ponselnya.

 Saat pria itu akan melangkah menuju kamar Fasya, satu notifikasi muncul dilayar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tante tinggal ya daffa? Tante mau ke depan komplek bentar"

"Eh iya, hati hati tante"

Selepas kepergian Widy, Daffa kembali menatap ponselnya, membaca pesan dari Naila.

Samar-samar ia mendengar tangisan Fasya dari kamar gadis itu di lantai dua. Tanpa sadar rahangnya mengeras pun tangannya mengepal erat.

Dirinya berusaha menahan emosi agar tidak melangkah menuju kamar Fasya dan mengomeli gadis itu karena tidak mendengar perkataannya.

Dulu, Daffa sudah pernah mengatakan pada Fasya jika Hito itu bukan pria yang pantas untuk gadis itu. Meskipun Hito pintar dalam pelajaran tetapi pria itu sangat buruk dalam memperlakukan orang lain.

Hito itu brengsek, suka memainkan perasaan para wanita dan kekasihnya dulu. Dari mana Daffa tau? Sepupunya adalah mantan Hito sewaktu SMP.

Tapi Fasya tidak menghiraukan ucapannya karena tertutup oleh rasa kagum wanita itu terhadap kepintaran Hito.

Best Friend, I Love You | Hyuckren (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang