Chapter 3

1.7K 227 73
                                    


ApinkLu ©

.


Sakura keluar dari ruang ganti dan sudah bersiap-siap ke kantor. Tiga puluh menit yang lalu. Pelayan memanikur kukunya, dia menyukai perkejaannya, kukunya bagus, bahkan Sakura tidak ragu-ragu memujinya, bentuknya sempurna. Sakura berdiri di depan cermin setingginya. Memperhatikan penampilannya, dia tidak pernah mengatakan dirinya, cantik. Berdasarkan pendapat orang-orang, mereka lebih menyukainya saat dia tersenyum.

"Kakak.." pintu kamarnya dibuka.

Sakura menjawab tanpa melepas matanya dari cermin rias yang menunjukkan kecantikannya, bahkan hanya bayangannya saja. "Ada apa?"

"Turunlah, kita akan sarapan. Sasuke sengaja datang pagi sekali kemari, hanya untuk makan bersama dengan kita. Dia baru pertama kali melakukan itu." Jennie masih berdiri di ambang pintu.

Sakura berbalik dan berhasil menarik senyum, tapi jika diperhatikan dari dekat, senyuman itu adalah jenis keengganan. Dia merasa terganggu dengan kedatangannya, tapi dia tidak bisa melarang pria itu, karena dia tahu dengan jelas tipe seperti Sasuke Uchiha. Dia penuh tekad jika telah menginginkan sesuatu, akan sia-sia jika melakukan konfrontasi. Terserah dia melakukan apa yang dia inginkan, Sakura tidak peduli.

"Aku akan turun."

.

Sasuke mengangkat wajahnya dari koran pagi di tangannya. Sakura seperti berniat membuatnya lama menunggu sampai dia menghabiskan dua cangkir kopi. Tidak masalah walaupun Sakura berkali-kali melakukannya, mencoba menguji kesabarannya. Orang-orang memiliki tingkat emosi dan perasaan yang berbeda, dan Sasuke hanya menyimpan dan memiliki itu pada Sakura. Dan dia tidak pernah menguji tingkat emosi dan kepekaannya pada orang lain, dan wanita manapun, hatinya dingin, dan tidak bereaksi.

Apapun yang dia kenakan, dia selalu menawan walapun hanya mengenakan kemeja polos, dan rok span sebetis. Menyanggul longgar rambutnya, memperlihatkan lehernya yang cantik dan putih. Unsur sensual dari tubuhnya sangat kuat menekannya dan memancarkan gairah.

Meminum pura-pura kopinya, Sasuke dari tepi cangkir kopinya, ingin melihatnya lebih detail, bagaimana heels itu semakin mendorong keanggunan penampilan dan memperkuat kecantikan Sakura. Dia memang tidak bisa dibandingkan dengan wanita lain.

Sasuke meletakkan cangkirnya kembali, Sakura mengambil tempat duduk tepat di depannya.

Sasuke berusaha rileks demikian ekspresinya. Dia mendorong punggungnya ke kursi, membuat dirinya nyaman tepat di depan Sakura. Memperhatikan Sakura secara terbuka, dengan pertanyaan dipikirannya. Wanita itu sama sekali tidak terganggu dengannya. Bahkan Sakura menganggapnya seolah-olah tidak pernah terlibat urusan seks selama enam bulan dengannya.

Jennie di sebelahnya tidak membuat Sasuke tertarik.

"Kau tidak akan kenyang jika kau tidak berhenti memandangiku, tuan Uchiha. kau memperhatikan setiap gerakanku dengan jelas." Cukup manis Sakura tersenyum, seolah-olah mereka hanya rekan lama yang merindukan candaan dari masa lalu.

Jennie menanggapinya dengan senyum asing, dahinya mengerut samar. Roti panggang mentega di mulutnya terasa tidak enak lagi.

"Apa kemampuanku? Aku hanya terlalu senang, pagi ini aku ikut bergabung dengan kalian." Sasuke tidak pernah memikirkan arti dari tindakannya akan menyakiti siapapun terutama, Jennie.

Terikat || Sasusaku (Remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang