Chapter 4

1.4K 195 52
                                    


ApinkLu©

*****

Setelah menyelesaikan pembicaraan dengan ayahnya. Sakura menaiki lift ke lantai 15, dan memasuki ruangan Direktur Sasuke Uchiha. Interior ruangan hanya mengungkapkan karakter aslinya, kuat, dan detailnya kalkulatif. Perabot dari import. Di sudut ruang mengambil tema warna putih, dan hitam untuk furnitur. Satu meja untuknya, sudah diatur sangat baik. Sebuah Vas bunga replika lekuk tubuh wanita, dengan setangkai bunga mawar kuning.

Sasuke telah mempersiapkannya dengan sempurna. Apalagi  Ruangan ini mewah dan besar, di satu ruang di sebelah kanan, ada ruangan lain dengan pintu kaca. Sakura menebak, itu adalah ruang pribadi, di sana ada sofa dan tempat tidur, mungkin itu bisa disebut kamar.

Sakura berjalan ke mejanya. Dia menyentuh kelopak mawar kuning dengan perasaan kosong. Ini favoritnya, tapi ini seperti rusak baginya. Dia bisa menggantikan seribu mawar padanya, tapi dia tidak bisa menggantikan hal yang telah hilang darinya. Setidaknya tidak mudah untuk mengembalikannya.

"Apa kau yang melakukan ini?"

"Untuk sekretarisku..." senyum Sasuke berdiri dari kursinya dan menyambut kedatangan Sakura.

Sakura bisa melihat Sasuke berjuang untuk mengambil satu kesan darinya.

"Apa kau akan membantingku ke tanah, dan membuat tulang-tulangku patah jika aku bertindak berlebihan lagi padamu..." Sasuke berdiri di depan Sakura, sosoknya sangat kecil jika berdiri di dekat Sasuke.

Sakura mengulurkan tangannya ke bahu Sasuke, menyingkirkan Sasuke dari hadapannya, lalu dia bergerak menuju mejanya. "Lebih dari itu aku mampu melakukannya, masih banyak jurus yang kupelajari untuk mematahkan seluruh bagian tubuhmu." Sakura berkata acuh tidak acuh, dia meletakkan tasnya di meja, lalu duduk di kursi. Dia akan memulai pekerjaannya.

Sasuke tertawa, dan berbalik menghampiri meja Sakura. "Kuharap kau menyukai bekerja denganku." Sasuke memberi dokumen pada Sakura.

"Agendaku sudah ada di sana!?" Sasuke kembali ke kursinya.

Bersandar dengan membuat tubuh dan pikirannya rileks. Sasuke tidak melakukan pekerjaannya, padahal ada setumpuk dokumen yang harus dia periksa. Dia bisa menyelesaikan pekerjaan itu karena itu bukan sesuatu hal yang mendesak. Hanya saja dia tidak bisa melepas kesempatan ini.

Sasuke bersungguh-sungguh menghabiskan waktu setengah hari untuk memperhatikan dan mengawasi Sakura. Sakura tidak merasa terganggu dengan tindakan Sasuke. Dia dengan baik melakukan pekerjaannya. Fokus menatap komputer. Menjelaskan situasi mereka hanya memahami secara logika sederhana. Dia tidak tertarik membuat sebuah momen hubungan romansa di kantor.

"Kau tidak melakukan apapun, mengapa kau harus masuk kerja hari hari ini. Kau bisa memberitahu apa yang perlu kukerjakan lewat email." komen Sakura menutup dokumennya.

"Kau tidak melihat aku melakukan pekerjaan?"

Sakura tahu apa yang dipikiran dan disampaikan oleh Sasuke, Sakura tidak menjawab.

"Ini sudah masuk jam makan siang. Aku akan kembali setengah jam lagi." Sakura bermaksud makan siang dengan ayahnya, dia harus menghubungi pengacara Neji untuk membuat janji.

Sasuke menggeser kursinya, melepas jasnya dan melempar ke sofa. Sasuke melipat lengan kemejanya ke sikunya. "Kau harus ikut denganku?"

Sasuke menghampiri Sakura. Sakura mengerut dahinya mencoba mengingat agenda Sasuke siang ini.

"Kemana?" Sakura membatalkan menghubungi pengacara Neji. "Untuk siang ini jadwalmu kosong. Dan aku sudah memeriksanya."

Mata kelam Sasuke berubah dingin. "Jadwal siang ini adalah, kau harus menemaniku makan siang."

Terikat || Sasusaku (Remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang