Chapter 6

1.2K 171 38
                                    

*****

Sai merasa kesal. Mengapa Sasuke harus membawa urusan pribadi untuk menghalanginya? ketika dia menginginkan bunga lain, itu sama sekali tidak berkaitan dengan pertunangannya. Dari awal dia tidak menginginkan perjodohan ini, pertunangan ini orang tuanya yang meminta untuk menyetujuinya. Perjodohan ini baginya adalah kontrak, terjadi setelah negoisasi dilakukan. Mengapa dia harus merasa bersalah? Dia sudah tegas menolak, kedua orang tuanya yang ngotot memaksa untuk menerimanya.

Sai mengetahui bahwa Sasuke telah memperingati dan sekaligus menggertak untuk berhenti mengejar wanitanya.

"Yamanaka Ino..." Senyum Sasuke membuat Sai bertanya.

"Dia di sini."

"Kakak.. !!"

Sai secara refleks menutup matanya rapat-rapat. Bibirnya yang terkatup menahan emosi.

Dengan hak tinggi sepuluh sentimeter, gadis yang mengenakan dress motif bunga itu melompat riang dan berlari menghampiri Sai. Seceria senyumnya setelah berhasil menemukan Sai. Rambutnya berwarna pirang, dia pergi ke salon untuk mengubah menjadi keriting bergelombang. Gaya rambutnya terinspirasi dari salah satu koleksi boneka barbienya.

"Kakak?! Kau di sini..." Ino langsung memeluk lengan Sai dengan prosesif.

"Yah.." Sementara Sai memaksa senyumnya.

Ino meletakan kepalanya di lengan Sai, memeluk lengannya semakin erat, dia takut Sai pergi darinya, mencegah agar tidak lari lagi darinya setiap kali mereka bertemu.

Ino mendongak dengan perilaku yang manja. "Kakak..."

Sai menurunkan matanya pada Ino, senyum di bibirnya kaku. "Kenapa kau tidak mengangkat teleponku dua hari yang lalu?"

"Ah, maaf kakak sibuk..." Sai mengacak rambut keriting Ino. Dia memperlakukannya seperti adiknya, dia tidak bisa melakukannya seperti kekasih. Bagaimana dia bisa menerima hubungan ini?

Ino tersenyum lebar, seperti anak kecil yang berhasil merebut perhatian orang tuanya. "Kenapa kau meneleponku?"

Ino melepas pelukannya lalu membulatkan matanya. Memisahkan jaraknya dari Sai. Ino lalu memegang roknya bermaksud memamerkan sesuatu yang baru dari penampilannya.

"Apa kau tidak melihat perubahanku?"

Sasuke menahan senyum melihat ekspresi Sai yang tertekan. Dia sangat ahli berpura-pura, terlalu palsu menanggapi sikap agresif dan ekspresif tunangannya. "Kau memakai rok berwarna merah muda, lagi?" tebak Sai asal.

Wajahnya menjadi cemberut, Ino menggeleng. "Tidak!! Kau salah. perhatikan baik-baik, apa yang berubah dariku?" senyumnya malu menantikan pujian dari Sai. Dia terlalu mencintai Sai, sehingga dia tidak peduli dengan rasa sakit yang dia rasakan dari hatinya. Dia memiliki gagasan terlalu naif, dia tidak berharap tapi dia bahagia mencintai Sai, pria yang ada dalam hidupnya, karena itu membuatnya secara terus menerus mempertahankan hubungan ini.

Sai akhirnya memperhatikan, mulai dari ujung kaki sampai ke atas kepala Ino. "Kau memakai celak mata yang baru?"

Menggeleng, Ino mengerucut bibirnya. Sai menghela napas, untuk menyerah. Dia tidak ingin membuang waktunya untuk hal semacam ini. Dia tidak bisa melepas Sakura yang berdiri di belakang Ino. Sakura tidak memperhatikan apa yang terjadi di antara mereka. Dia memeriksa ponselnya, Sakura tentu saja tidak tertarik dengan kisah cinta rumit, wanita itu selalu bertahan pada hal yang realistis. Dia bukan tipe seperti Ino ketika jatuh cinta, dia memimpikan cinta yang abadi dan hubungan romansa dari pasangannya.

Sasuke menatap ke arah lain, menyembunyikan senyumnya yang mengejek Sai.

"Aku menyerah...."

"Lihat, aku sudah mengganti gaya rambutku..." Ino memberitahu dengan bersemangat.

Terikat || Sasusaku (Remake) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang