Guardian Angel: 01

494 74 32
                                    

"Perkenalkan nama saya Nadine Cattleya, asal sekolah SMP Clover," ucap Nadine mencoba menghapal perkenalan diri nanti, karena jujur dia sangat gugup.

Nadine lalu menatap aneh pantulan dirinya di cermin. Rambut yang dikuncir dua menggunakan pita berwarna hijau cerah serta name tag yang tergantung di lehernya--kemarin saat pendaftaran, kakak kelasnya bilang untuk sekalian menempelkan foto masa kecil--lalu kaus kaki dengan warna berbeda dan jangan lupakan topi dari bola plastik yang dipotong dua. Ditambah seragam sekolah lucu berwarna peach miliknya di sekolah lama.

Nadine menatap dirinya sekali lagi lantas menggumam, "Kok mirip orang gila, ya?"

Walau memiliki wajah cantik, tetap saja Nadine merasa tidak percaya diri. Manusia mana yang pergi ke sekolah dengan penampilan seperti ini? Pikir Nadine. Ah, masa orientasi siswa memang menyebalkan. Nadine harap ditiadakan saja.

"Nadine, udah belum? Ini udah siang lho!"

Teriakan dari sang Mama terdengar di telinga, membuat Nadine menghela napas berat. "Semoga gak ada yang ngatain gue gila deh," ujarnya pada diri sendiri.

Setelah mengatakan itu Nadine langsung mengambil ransel, dan bergegas keluar menghampiri nyonya besar. "Ma, ini aku gak kenapa-napa pake beginian?" tanya Nadine ragu-ragu seraya melihat kembali penampilannya.

Naya--sang Mama--pun ikut memperhatikan penampilan putri semata wayangnya dengan tatapan menilai. "Hm ... cantik kok anak Mama," katanya memberikan pujian.

Sementara Nadine memutar bola matanya malas. "Tapi penampilan aku kayak gini gak kenapa-napa, Ma? Aneh soalnya ... kayak orang gila," akunya.

"Enggak kok, 'kan ini lagi MOS. Pasti nanti banyak yang mirip sama kamu," celetuk Naya.

"Hah? Maksud Mama apa?"

Naya tertawa, dia lalu mencubit pipi Nadine dengan gemas. "Maksudnya banyak yang penampilannya kayak kamu. Udah deh, pede aja. Kamu cantik kok!" ucap Naya memuji, berusaha membuat putrinya percaya diri.

Sementara Nadine tampak cemberut. "Males deh jadinya, aku gak usah ikutan aja, ya?" rengeknya.

"Lho, jangan gitu dong. Ini 'kan momen pas buat cari temen baru, kalau kamu gak ikutan nanti malah lebih canggung," saran Naya.

"Tapi ... malu, Ma. Nadine kelihatan aneh banget," timpal Nadine masih dengan wajah cemberut.

Naya langsung menggeleng. "Enggak kok, percaya sama Mama. Kamu tuh cantik, mau diapain juga tetep cantik!" ujarnya, "Udah yuk berangkat! Nanti Mama kesiangan nih."

Nadine mengernyit. "Yang mau sekolah aku kali, Ma."

"Ya, 'kan Mama juga kerja. Yuk!" ajak Naya sekali lagi.

Nadine terpaksa menurut, dia lantas mengekor pada Naya yang kini sudah berada dalam mobil, sedangkan Nadine membuka pagar, dan menutupnya kembali saat mobil Naya telah keluar, barulah Nadine bergabung.

"Semangat, Nad!"

***

SMA Foxglove.

Nama itu tertera di depan gerbang dengan huruf kapital dan font yang besar.

"Nih, kuncinya kamu pegang, jangan sampai ilang, ya! Soalnya Mama belum bikin duplikatnya," ucap Naya sebelum pergi dari area sekolah Nadine.

"Mama pulang malem lagi?" Nadine bertanya seraya memasukan kunci rumah ke dalam tasnya.

Naya mengangguk seraya berkata, "Iya, kerjaan Mama lagi numpuk banget, Nad."

Nadine kembali memajukan bibirnya, merasa tak suka jika Naya terlalu sibuk bekerja. Ibunya itu bekerja di sebuah perusahaan sebagai HRD, setiap hari selalu berkutat di depan laptop dan di meja kerjanya selalu ada bertumpuk-tumpuk kertas kalau, mungkin di tempat kerjanya juga begitu.

Guardian Angel || 2020 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang