LEMBAR KETIGA

9 1 0
                                    

"selamat pagi anak-anak."

"PAGI BU!!"

"baik, pertama ibu ucapkan selamat kepada kalian karena telah berada di kelas dua belas dann sebentar lagi kalian akan masuk ke perguruan tinggi. saya bu endang guru bahasa indonesia yang akan menjadi wali kelas kalian." ujar Bu Endang sembari menatap para murid-muridnya.

"untuk hari pertama saya tidak akan langsung mengajar, jadi mari kita membentuk struktur kelas terlebih dahulu, setuju??"

"SETUJUU!!!" ujar seluruh anggota kelas kompak.

"kita mulai dari yang dasar dulu, seperti ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, dan juga bendahara. jadi siapa yang siap untuk menjadi ketua kelas??"

"edgar aja lagi bu, soalnya dia dari kelas sepuluh jadi ketua kelas terus!" sahut Haikal.

"bagaimana yang lain dan terutama dari edgar sendiri??"

"setuju aja sih bu"

"setuju kok bu"

"cuma edgar sih harapannya"

"saya sanggup dan bersedia untuk menjadi ketua kelas kembali." Bu Endang tersenyum mendengar jawaban Edgar dan segera menulisnya di papan tulis.

"ketua kelas edgar, wakilnya??"

"bianca!!" jawab para anggota xii mipa 4 kompak.

Bianca yang mendengar tersebut melebarkan matanya dan hendak protes, "ga bisa dong! kan—"

"shttt, udah diem! bianca mau kok bu!" Ghea membekap mulut Bianca yang membuat Bianca menghela nafas pasrah.

"sekretaris?"

"DEDEK ARKAN BU! TULISANNYA RAPI!!!" teriak Haikal membuat Arkan langsung berdiri dari duduknya.

"IKALL APA-APAAN?! GA BU!!! ARKAN GA MAU JADI SEKRETARIS TITIK GA TERIMA KOMEN!!"

"yasudah, kalau begitu haikal saja gimana?"

"ya Allah bu... serius mau rekrut haikal jadi sekretaris? tulisannya aja kek ceker ayam." ucapan Rendra yang ceplas-ceplos itu membuat seluruh penghuni kelas tertawa terbahak-bahak, terkecuali javis yang tidur.

"apa-apaan?! penghinaan ini namanya!"

"hei sudah-sudah, rendra tidak boleh menghina temannya seperti itu. ibu udah tentuin, sekretaris vania dan bendahara rendra."

mereka semua sontak melebarkan mata saat Bu Endang memutuskan Rendra yang akan menjadi bendahara kelas. "BU KENAPA HARUS RENDRA?!!" komplain Gezi.

"iya bu!"

"bu sumpah, jangan rendra deh bu!"

"bu, ibu serius pilih rendra?"

"ganti dong bu ya Allah, selain rendra!"

"JANGAN RENDRA JUGA DONG BU"

"bu sumpah jangan rendra plisss"

"apa-apaan! kok rendra?!"

"HAHAHAHA! siap-siap lo semua yang ga bayar kas, bakal gua hantuin terus!"

• • •

"bos, nanti ke markas ga?"

"ga dulu."

"kenapa?"

"biasa mama" jawab Javis sembari membayangkan disaat telinganya di jewer oleh Seila.

"udah deh bos ke markas aja gapapa, lagian mama seila juga ga bakalan tahu." sahut Gezi.

Javis menatap Gezi penuh arti, benar juga kata Gezi jika ia ke markas pun sebenarnya Seila tidak akan tahu. "okelah."

𝕺𝐕𝐀𝐙 (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang