Malang. kota terbesar kedua di Jawa Timur. kota dengan keindahan pantainya yang tak main-main dan wisata alam lainnya yang sangat menarik perhatian mereka.
Abraham, marga keluarga yang saat ini sudah jarang didengar orang-orang. sebelumnya keluarga Abraham sangat amat dikenal dan disukai oleh orang-orang, terutama kepala keluarga tersebut. Adam Abraham.
beberapa tahun silam Adam adalah seorang gubernur Jawa Timur, sebelum sebuah fitnah yang mengarah kepada dirinya sehingga menyebabkan dirinya dihukum mati. istri dari Adam meninggal tepat saat suaminya selesai di eksekusi.
semenjak saat itu orang-orang mulai membenci semua orang keturunan Abraham, mereka bahkan tak segan meneror dan menginginkan mereka semua mati.
Seila Abraham, ia adalah putri sulung Adam. fitnah ayahnya terjadi saat ia baru saja melahirkan putrinya, Jevale Immanuel. dan tepat setelah Adam dijatuhi hukuman mati, Yeza langsung menceraikannya tanpa alasan apapun. Seila awalnya sangat sedih dan marah, namun berangsur-angsur ia tak memperdulikan lagi hal itu.
Seila memilik 2 adik laki-laki, mereka semua diasingkan oleh Seila ke salah satu desa yang ada di Kota Malang.
"ma, kita mau langsung kerumah om?" tanya Javis.
"iya, istri mereka tau kalo mereka adalah keturunan abraham. sebenarnya istri mereka tak mempermasalahkan, tapi orang tua mereka." jawab Seila.
Javis yang mendengar ucapan Seila sontak terkejut, selama ini mereka berdua berusaha menutupi identitas asli mereka. namun hal itu percuma, karena akan terbongkar juga.
Seila dan Javis sebenarnya kerap mendapat cacian dan makian, namun setelah Seila mendirikan sendovazca cacian dan makian tersebut tak terdengar lagi.
perjalanan Seila dan Javis dari Kota Malang menuju Desa Gedangan hanya membutuhkan waktu 1 jam saja. mereka berdua tiba di Bandara Juanda kemarin, dan langsung pergi ke Malang bermodalkan mobil yang Seila sewa secara mendadak.
08.00 WIB
mereka tepat memasuki Desa Gedangan pada pukul 8 pagi. Javis yang sebelumnya tertidur langsung bangun saat ibunya mengatakan bahwa mereka telah tiba.
mata Javis benar-benar bersinar melihat keluar jendela mobil. pemandangan sawah, kebun, serta pohon benar-benar menyegarkan mata. selama ini yang ia lihat hanyalah gedung, gedung, dan gedung. ia sangat jarang menemukan sawah di ibu kota.
"kita sampai!" Seila memberhentikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah minimalis berlantai dua. rumah tersebut cukup jauh dari jalan raya, namun juga ada tetangga yang berada di sebelah kanan, kiri, depan, dan belakang.
"ma, rame..." lirih Javis melihat banyaknya pasang sandal di depan rumah tersebut.
Seila mengangguk membenarkan perkataan sang anak. menghela nafas panjang, Seila mulai melangkah menuju ke pintu yang ternyata terbuka.
tok! tok! tok!
"assalamualaikum..." salam Seila setelah mengetuk pintu yang telah terbuka tersebut.
orang-orang yang berada di dalam rumah tersebut bukannya menjawab malah menatap Seila dan Javis terkejut. Seila hanya tersenyum tipis berbeda dengan Javis yang memasang raut datarnya.
"K— KAK SEI?!"
• • •
awan mendung menyelimuti langit Jakarta malam ini. rintik-rintik hujan mulai berjatuhan secara perlahan, namun hal tersebut tak membuat para pemuda-pemudi ini menghentikan aksinya.
"semangat, jangan kecewain ketua"
seseorang yang mendengar ucapan tersebut mengangguk dan mulai mengecek keamanan motor yang akan dikendarainya. setelah dirasa aman, ia segera memasang helm full face nya dan menaiki motor tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕺𝐕𝐀𝐙 (HIATUS)
Aventura"gua titip ovaz.." "ja?? LO BERCANDA KAN!!! JA?!! JAWAB GUA ANJING!!!" bugh! "s- sorry, gua nyerah..." "hahaha, ga lucu prank lo ja!!" "tapi gua jujur kal! gua nyerah, gua ga sanggup..." bugh! "MANA JAVIS YANG KUAT? MANA JAVIS YANG SETIA? MANA JANJI...