"Kakak....."
"Kakak sayang ibu kan?"
Aku yang kecil mengangguk laju.
"Promise dengan ibu...jaga adik?"
Aku menggeleng. Situasi sekarang....
"Ibuu.....kakak taknak
"Kakak sayang ibu....tapi ibu kena janji dengan kakak...ibu kena datang ambik kakak dengan adik."
"Ibuuuuu kakak tak nakkk!!!!! Ibu....jommm kita lari dari sini." Aku yang kecil itu menggoncangkan tubuh ibu. Tetapi ibu masih tidak mempedulikan aku. Seolah apa yang aku buat tidak jejaskan apa apa.
Ibu menutup pintu dan pintu dikunci dari luar.
Air mataku yang tertahan dari tadi akhirnya jatuh. Kerana aku tahu apa yang akan terjadi bila ibu pergi.
BOMMMMMMM
Bunyi letupan yang kuat itu meyakinkan aku bahawa ibu sudah tiada. Kali ni aku tak pandang keluar, sebaliknya aku pandang axel yang sedang menangis. Tubuh kecil axel aku peluk erat. Dan pada akhirnya, hanya tinggal aku dan axel.
Tap
Tap
Tap
Bunyi yang sama.
Krekkkkk
Pintu yang menghalang kami dari luar terbuka. Dan dari situ, mataku terangkat memandang....
Jantungku terasa terhenti bila mata ini menatap wajah si emas itu. Mata yang tajam itu seperti redup dan lembut bila memandangku.
"Its okay....im here."
Dia mencangkung di hadapanku dan tubuh ini dipeluk erat.
Belakangku ditepuk perlahan seraya dia berbisik
"Im promise no one will hurt you."
Dan dia terus memelukku sehingga badanku mula terasa kehangat dari badannya dan rasa sakit tadi akhirnya hilang.
Bila aku sedar, aku berada dalam sebuah bilik yang berwarna putih keemasan. Bau rose memenuhi ruang bilik dan beberapa saat ke kemudian seorang perempuan bersanggul datang ke arahku.
"Miss lia, this dress master Qin prepared for you."
Baju berwarna merah diletakkan ke atas katil di sebelahku.
"Wait...."
Lengan perempuan itu, aku genggam erat.
" who' s again?"
Baru perempuan itu ingin menjawab satu susuk tubuh mula melangkah masuk ke dalam bilik.
"Master Qin from Demancia castle."
Dia berdiri 3 meter dari tempat aku duduk dan tersenyum lebar. Perempuan tadi terus menunduk hormat dan meninggalkan kami berdua.
"You..."
Aku cepat cepat bangun dan berlari ke arah pintu.
"Skkkkkk....you little girl."
Dia bersuara dari arah belakang.
"I have a gift for you. Perhaps you will beg for me to get it."
"I .dont. give .a. damn. Care."
Baru aku ingin melangkah ke depan, pintu dikuak dari luar dan dua pengawal berbaju hitam masuk dengan membawa seorand lelaki berkulit putih. Di dadanya ada badge berwarna emerald green.
A...ax...
"Isn't it your long loss brother, Axel?"
Jantungku berhenti berdegup seketika.
Laju kakiku melangkah ke arah axel yang tidak sedarkan diri dan aku pegang pipinya.
"Axel...."
Pandanganku mula kabur dengan air jernih.
"You got your brother safe if you choose to be with me, little girl." Qin memeluk bahuku dengan sebelah lengannnya seraya berbisik perlahan. " or you leave me and get your brother killed." Nafasnya hangat terasa di leherku.
"I prefer latter." Sebelah lengannya memegang lembut lenganku. "So i can catch and bite you till die."
Nafasku terasa berat.
"Monster. Lunatic."
Dia ketawa mendengar perkataan itu keluar dari mulutku.
"You got 3 minutes to decide, little girl. Im now little hungry. " dia mengusap perutnya perlahan sebelum dia bergerak ke arah sofa putih dan duduk sambil memandangku.
Aku menggenggam erat kedua tanganku sambil memandang Axel.
"You should leave us alone."
Dua pengawal itu memandang qin sebelum mereka tunduk dan keluar dari bilik.
Tubuh axel di atas lantai aku tarik rapat ke dadaku dan aku peluk erat.
'Axel....im here...your sister will protect you. Im promise. '
"1 minute left."
Qin menghentakkan jari jemarinya di atas sofa sambil mata merah itu memandangku.
"As long as you promise to let axel live safe and sound, I dont mind to die."
Aku memandang qin tepat. Dia hanya tersenyum puas.
"Deal."
YOU ARE READING
Skytied Haven
Short Story"my red rose." Hidungku disentuh oleh hujung jarinya. "...now you are my servant. What would you do to please me?" Bibirnya terukir keatas, smirk. Kedua tanganya menyilang ke dada. Sombong. Kejam. Itu yang mereka kata kepada lord Qin. Rambut emasny...