Hari ini adalah hari senin, hari yang dibenci oleh sebagian murid. Namun, itu tidak berlaku bagi seorang gadis yang saat ini sudah bersiap dengan rapi. Bahkan, senyum ceria itu terpancarkan dengan sangat manis.
Dia adalah Senja Shaqueena. Gadis sederhana yang hidupnya datar, sedatar jalan raya. Senja menutup pintu kamarnya, dia menatap datar sekeliling yang sudah bersih. Tentu saja, dia yang membersihkannya.
Kosong, rumah itu kosong setelah kepergian Senja. Tidak ada makhluk hidup didalamnya.
||~▪︎~||
Perjalanan yang cukup menarik menurut Senja. Gadis itu kini telah sampai pada sekolah barunya. Semoga saja tidak buruk, dan sama dengan sekolah lamanya.
Memakirkan motor, Senja menenteng ranselnya dan kemudian berjalan masuk. Setiap berpapasan dengan murid disana, mereka menatap Senja dengan heran karna baru melihat Senja pertama kalinya.
Abai. Yah, itulah Senja. Dia abai, namun terkadang tersenyum jika bertemu orang yg menurutnya baik.
"Emm maaf, lo murid baru?"tanya seorang gadis yang tampilannya tidak beda jauh dengan Senja, sama-sama mines
"Iya. Nama gw Senja Shaqueena panggil Senja aja"jawab Senja dengan wajah lempeng dan senyum ceria nya
"Kenalin, gw Bulan Freyanicca. Panggil aja Bulan. Mau gw anterin ke ruang kepala sekolah?"
Senja menganggukkan kepalanya. Dia memang belum mengetahui letak ruang kepala sekolah. Ingin bertanya, namun Senja kikuk. Dia itu bisa terbilang pemalu dan anti sosial, jika tdk disapa dulu, Senja tdk akan mau menyapa.
"Senja, lo pindahan dari sekolah mana?"tanya Bulan menatap penasaran kearah Senja
"SMA Cakrawala"jawab Senja
Bulan menganggukkan kepalanya, "Nah udah sampe. Gw tunggu disini ya Ja?"
"Okey bentar ya"
Senja membuka knop pintu. Menatap kearah Bulan sebentar, kemudian dia tersenyum lalu masuk kedalam ruang kepala sekolah. Ingin menanyakan dimana letak kelasnya, walau nanti dia harus ikut upacara
||~▪︎~||
Upacara, yah. Ditengah teriknya panas matahari, upacara dilaksanakan. Membuat sebagian murid disana berdecak kesal karena pidato yang disampaikan oleh sang guru killer amat sangatlah lama.
"Ck lama banget dh tu guru. Tau gini gak dateng awal gw"dumel Bulan dengan posisi salah satu tangannya menghalang matahari
"Udah sabarin aja dulu"ujar Senja dengan terkekeh pelan melihat wajah tersiksa Bulan yang memang tidak suka upacara
Jika boleh jujur, Senja juga malas mengikuti upacara. Tak apalah, berhubung dia masih pertama masuk sekolah. Sekali-kali menjadi anak baik tidak masalah kan?
"Baiklah sekian dari saya, jika ada yang kurang mohon maaf, assalamualaikum warohmatullah hiwabarokatuh"
"Waalaikumsalam warohmatullah hiwabarokatuh"
Selesai. Upacara itu selesai.
"Hah gila itu guru malah bilang kalo ada yang kurang. Apanya yg kurang anjing itu udah kelebihan, gilak nyesel gw dateng pagi kalo kek gini"
Lagi, Bulan mendumel. Dia sungguh benar-benar kesal dengan guru tersebut
"Hahh gila si, lama bener upacaranya, kek simulasi ikan kering gw dijemur ditengah lapangan kek gitu"keluh Senja
Ah iya, mereka berdua saat ini sedang berada di kantin sekolah. Membeli minuman tentunya. Mereka haus, sungguh. Panas matahari tadi benar-benar terik membakar kulit dan membuat tenggorokan kering.
"Nanti jam nya siapa, Lan?"tanya Senja
"Owh jam nya buk Indri, pelajaran Seni. Ck santai aja sama dia mah, dia baek. Ga bakal dihukum kita meski telat"jawab Bulan dengan santainya
"Yakali gw masuk join ni sekolah udah mau telat aja masuk pelajaran. Setidaknya citra gw kudu baik lah"omel Senja
Senja nyaman dengan Bulan. Bulan anaknya asik, sefrekuensi dengan Senja. Bahkan bisa dibilang, mereka memiliki sesuatu yang sama yg belum mereka utarakan satu sama lain.
"Udah, Yok balik"ajak Senja menarik tangan Bulan dengan sedikit menyeret, biar tidak hilang hehe
||~▪︎~||
Sore menyambut, saat ini Senja sudah berada di dalam kamarnya. Merebahkan dirinya dikasur empuk yang selalu menjadi temannya ketika dirumah. Rumahnya sudah tidak sepi lagi. Kedua orang tuanya sudah pulang.
"Sial, kenapa mereka pulang sekarang?"gumam Senja seraya menatap kearah teras rumah nya dimana kedua orang tuanya yg sudah pulang
Tangan Senja mengepal secara perlahan. Bukan, bukannya dia tidak senang kedua orang tuanya sudah kembali. Dia senang, bahkan sangat senang. Namun, masalahnya, hubungan mereka kurang baik.
"Lo beruntung, Celya. Udah nikah dan bebas dari jeratan mereka berdua"
Celya Angelina adalah kakak dari Senja. Kakaknya itu sudah berumur 29 tahun dan sudah memiliki keluarga sejak Senja masih menduduki bangku SMP. Miris, kini hanya dirinya yang tertinggal dipenjara berkedok rumah ini.
||~▪︎~||
||▪︎TBC▪︎||
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Langit
Teen FictionSingkat saja. Kisah ini adalah kisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Budayakan follow dan vote dulu sebelum membaca!