Pagi hari menyambut. Mata Senja sudah tidak bengkak kembali. Dia berjalan menuju meja rias, melihat dirinya sendiri dicermin. Dia sudah kelihatan baik-baik saja. Mengambil lipbalm, Senja meraih ransel beserta kunci motornya dan jangan lupakan jaket nya kemudian menutup rapat pintu kamarnya.
Dibawah, sudah ada ayah dan bunda nya yg kini menatap tajam dirinya. Berusaha tidak peduli, Senja sudah malas berdebat dipagi hari.
"Sarapan"titah sang ayah yg seperti tidak ingin dibantah
"Makasi tapi saya mual jika sarapan"balas Senja tidak peduli kemudian keluar rumah meninggalkan orang tuanya
Sungguh, Jika boleh jujur, Senja lebih suka menyendiri daripada harus berkumpul bersama keluarganya. Kadang pikiran aneh menyelusup kedalam otaknya seperti, Ayo mati, Kabur saja, Kamu tidak berguna disini dan sebagainya.
Senja mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Matanya memindai setiap jalanan yang dia lewati. Dia malas bersekolah, tapi, jika tidak sekolah dia akan kemana? Nanti juga pasti ada laporan yg membuat nya dihukum sang ayah. Lelah? Of course dia lelah.
||~•~||
Memakirkan motornya, Senja menggandeng ransel kemudian berjalan dengan wajah datarnya. Mood nya sedang buruk hari ini. Pikirannya sedang melayang kemana-mana.
"Senjaa"
Suara teriakan yang begitu nyaring itu menyita perhatian murid yang berada di koridor. Siapa lagi jika bukan Bulan Freyanicca? Teman baru Senja.
Menghela nafas, Senja menatap Bulan dengan tersenyum ringan, menyembunyikan mood buruknya.
"Ayo ke kelas"ajak Senja menggandeng tangan Bulan dan berjalan bersama di koridor
Sepanjang perjalanan, hanya keheningan yang terjadi. Tidak ada yang mau membuka percakapan. Entah itu Bulan maupun Senja, keduanya sama-sama berdiam diri. Entah apa yang mereka berdua pikirkan.
Sesampainya dikelas, mereka mendudukkan diri. Keadaan tetap hening hingga akhirnya Senja membuka suara
"Lo kebiasaan pagi?"tanya Senja beralih menatap Bulan yang kini mulai menatapnya kembali
"Nggak. Cuma lagi males aja dirumah"jawab Bulan dengan terkekeh pelan
Senja tertegun sejenak. Senja bukan orang bodoh, dia paham dan mengerti dengan jelas arti dari kekehan ringan yang Bulan keluarkan.
"Ah ternyata sama ya"gumam Senja seraya menatap kearah sepatu yang ia kenakan
"Hah? Lo ada ngomong sesuatu Ja?"tanya Bulan yang sepertinya mendengarkan gumaman Senja namun tidak jelas
"Eh? Nggak kok Lan. Santaii aja heheh"jawab Senja dengan tersenyum kikuk
||~•~||
Disinilah mereka berdua berada. Dikantin sekolah. Mereka sedang mengisi perut kosong mereka akibat tidak sarapan waktu dirumah tadi.
"Boleh duduk disini?"
Senja dan Bulan mengalihkan padangan mereka. Terlihat dua makhluk berbeda jenis yang tampak membawa nampan. Melihat sekeliling yang meja memang sudah penuh, Senja mengangguk saja.
"Btw, kenalin gw Lyona Velannia. Panggil Lyona aja"ujar gadis berambut panjang yang barusan datang
"Langitra Elvaska. Langit"Ujar sang pria yang ternyata bernama Langit
"Kenalinn, gw Bulan Freyanicca dan ini temen gw, Senja Shaqueena"balas Bulan dengan tersenyum yang diangguki oleh Lyona dan Langit
Mereka makan dengan khidmat. Suasana hening menjadi hal ternyaman bagi Senja dan Bulan walau mereka tidak pernah mengucapkan hal itu. Namun, dari ekspresi tenang keduanya sudah dijelaskan.
Keheningan itu tidak bertahan lama. Sampai Senja dan Langit yang bertengkar akibat hal kesukaan.
"Tai, sini lo balapan sama gw"sentak Senja menatap tajam Langit
"Pake mobil?"tanya Langit
"Anything. Mobil oke motor juga oke"jawab Senja
"Mobil-mobilan maksud gw"lanjut Langit dengan wajah tanpa dosanya
Tanpa rasa bersalah, Senja menggeplak kepala Langit dengan keras. Sungguh, rasanya jika bisa Senja ingin membuang Langit ke rawa-rawa agar dimakan oleh buaya
"Cowok lo dijaga, Lyona"tegas Senja kemudian menarik Bulan untuk menjauh dari tempat mereka berdua
"Eh Ja, emangnya mereka pacaran?"tanya Bulan dengan kebingungan. Pasalnya, Lyona dan Langit tidak bilang jika mereka pacaran
"Liat gerak geriknya lah bego. Lo tolol si"jawab Senja melanjutkan langkahnya dengan tangan yang menggandeng tangan Bulan
"Bisa aja cuma sahabatan kan?"Tanya Bulan lagi
Menghela nafas, Senja menggelengkan kepalanya pertanda tidak tau. Kurang kerjaan sekali mengurusi hidup dua manusia tadi. Apalagi pria bernama Langit, sifatnya seperti jin tomang. Mengesalkan
||~▪︎~||
||▪︎TBC▪︎||
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Langit
Teen FictionSingkat saja. Kisah ini adalah kisah dua insan yang dipertemukan oleh takdir. Budayakan follow dan vote dulu sebelum membaca!