Remember When

3.5K 165 128
                                    

Begin....

******

Ran Mouri selalu bertanya-tanya, sampai kapan dirinya mampu berdiri tegak untuk menunggu pria itu? Sampai kapan hatinya mampu untuk percaya bahwa pria itu akan kembali? Dan sampai kapan... matahari akan terbit dan terbenam begitu saja tanpa ada tanda-tanda kehadirannya yang nyata?

Walaupun rasanya bosan... walaupun rasanya lelah... walaupun rasanya ingin menyerah dan berhenti saja, pada saat yang sama, Ran tahu dirinya tidak bisa melakukan itu. Hatinya tidak mampu untuk berhenti menunggu.

Ran tidak mau berhenti menunggu.

Dia akan terus membuka mata di pagi hari dengan semangat baru, menjalani rutinitas dengan kepercayaan yang kuat, dan menatap ujung jalan dengan harapan yang tinggi. Meski pada akhirnya dia harus menelan rasa kecewa karena pria itu tak kunjung datang.

Dan ini sudah lebih dari lima tahun sejak Shinichi Kudo beralasan sibuk dengan kasusnya.

Mencintai pria itu sejak kecil dan menunggunya selama ini tidak pernah Ran sesali. Walaupun sesekali pria itu menampakan diri, atau menyetor suara yang selalu membuatnya rindu, Ran tidak pernah menyesal karena menghabiskan waktu yang begitu banyak untuk berharap.

Tapi bukan yang seperti ini.

Tidak seperti ini.

Ini bukan apa yang dibayangkannya. Ini jelas bukan apa yang diimpikannya.

Shinichi telah pergi. Untuk selamanya.

Dan satu-satunya penyesalan Ran yang tersisa adalah dirinya baru mengetahui bahwa si penggila misteri itu selama ini berada disisinya. Ran memang merasa bahwa Shinichi selalu dekat dengannya, tapi benar-benar tidak menyangka kalau ternyata pria itu telah tinggal bersamanya.

Kogoro bangkit dari tempat duduknya, mengepalkan tangan dan meninju meja kerjanya. "Kusso!!!" Detektif Tidur itu menitikan air mata.

"RAAAAAAAN!!!" Sonoko menghambur masuk, mendorong Inspektur Megure dan langsung berlutut di depan Ran. "Ran?"

Air mata Ran sudah merebak ke luar, mengalir deras begitu saja tanpa bisa dihentikan. Perasaan ini... perasaan ini...

"Shinichi... Shinichi tidak mungkin..."

Ran menghapus air matanya dengan kedua tangan untuk mengetahui bahwa itu hanyalah sebuah pekerjaan sia-sia. Walaupun dia tidak terisak, dadanya yang sesak dan terhimpit tetap menyakitkan, dan air mata membuat pandangannya kian kabur.

"Conaaaaaaaaaaan!!" Ayumi, Genta, dan Mitsuhiko yang berada di kantor detektif untuk mencari Conan dan Ai tadi pagi juga sudah menangis kencang-kencang.

"Ran..." panggil Sonoko lagi. Putri keluarga Suzuki yang biasanya ceria itu berusaha menahan isakannya demi Ran.

Ran menggeleng. Ini tidak mungkin. Tidak mungkin terjadi. Ini tidak benar. "SHINICHIIIIII!!!" jerit Ran.

Dan suaranya memantul ke seluruh pelosok. Suara putus asa yang tercipta dari panggilan hati.

Untuk sosok yang telah tiada.

***

Sampai keesokan harinya, Ran masih tidak memercayai kejadian yang sejak kemarin terus menerus didesakan padanya untuk dipercayai.

Shinichi meninggal.

Meski Ran melihat jasadnya di rumah sakit, melihat bagaimana pria itu dikenakan pakaian berwarna hitam dan putih dan dimasukkan ke dalam peti mati, Ran masih tidak percaya.

Story About Detective ConanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang