Huft,
Embun pagi itu memaksamu untuk menjadi bagian cerita.
Dering lagu monokrom, tercipta begitu jelas di memori iniKala itu panggilan itu kau jawab, tak sengaja ku tengok kau tersenyum manis kala itu. Ku kira kau memanggilku untuk mengenalku,
Nyatanya meminta tolong untuk meminjami handphone untuk di kirimkan seseorang yang di tengah kota.
Aku tersenyum, seperti senyuman tulus.
Tapi itu hanya tipu muslihat saja, aku menderita, tapi hanya bisa tertawa.
Andaikan kala itu aku tidak berharap kembali, aku tak kan terjerumus dihal yang sama berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Amerta
Contoini bukan cerita, ini bahkan sebuah kata dari Aksa Amerta kita dulu. Jika Sang Batara mengizinkan kita bertemu akan ku ceritakan tentang bagaimana indahnya asmaraloka setelah mu.