Baikan

3.1K 366 62
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

Duk!!

BRAKK!!!

"Astaga." Suara seseorang yang terjatuh di depan pintu ruangan membuat atensi dua orang yang sedang mengobrol teralih.

"Aduh Ini Calon mantu bunda kok ceroboh banget sih Hmm.." sang bunda menghampiri Kana yang jatuh terduduk di depan pintu ruangan.

Sang bunda terkejut melihat Kana yang menangis dengan terisak kecil. "Aduh-aduh kenapa nangis? Sakit ya sayang? Mana yang sakit mana bunda lihat." Sang bunda memeluk Kana dan berusaha mencari sumber luka Kana.

Kana menggelengkan kepalanya dan sang bunda mulai paham, Kana khawatir hingga berlari ke Ruangan Mew hanya untuk memastikan Mew baik-baik saja.

"Stt.. udah jangan nangis, nanti cantiknya hilang gimana? Gapapa kok Anak manis kak Mew nya baik-baik aja." Sang bunda memeluk Kana dengan erat tak lupa mengusap rambut Kana.

Sang bunda membantu Kana untuk bangun, Kana di bantu hingga duduk di samping tempat tidur Mew. Kana masih menunduk dengan mengusap air mata nya pelan.

Sang bunda yang paham malah tersenyum. "Bunda ke depan dulu, mau beli obat buat Miquel, Sekalian nyari makan bunda laper banget. Miqu.. jagain Bayi bunda." Sang bunda berpamitan setelah Mew mengangguk kecil.

Mew melihat pintu ruangan nya di tutup dengan pelan, Mereka masih sama-sama diam Mew membiarkan Kana menangis dan meluapkan seluruh Kekhawatiran nya.

Hingga beberapa menit berlalu hanya keheningan yang menyelimuti mereka, Isak tangis kana semakin kencang.

"Hey.. jangan nangis terus nanti sesek napas." Mew menegur dengan nada yang sangat lembut tangan nya dengan otomatis mengusap rambut Kana.

"Kak Mew.." Kana menangis semakin kencang kali ini menampakan wajahnya di depan Mew, Mew terkekeh Kana menangis terlihat seperti bayi sangat berantakan.

Mew merentangkan tangan nya Kana tanpa di perintah lagi langsung memeluk Mew hingga Mew oleng dan tertidur kembali di atas ranjang.

Hanya Kata maaf yang terlontar dari mulut Kana, isakan itu masih ada seakan mengatakan dia sangat menyesal sudah salah paham hingga membuat Mew sakit.

Mew gemas sebenernya Kana sangat seperti bayi ketika nangis rewel sekali, bahkan rengekan nya itu membuat Mew ingin mengigit pipi Kana.

"Stt.. kok makin besar nangisnya, Gue lepas nih pelukan nya." Mew mengancam tapi Kana malah memukul pundak Mew dengan kuat. Mew terkekeh dan mengangkat tubuh Kana agar naik ke atas ranjangnya.

Mereka tidur di atas nya dengan saling memeluk, Mew tidak berhenti mengusap wajah Kana. Mew merindukan wajah cantik itu karena dirinya tidak bisa bertemu dengan Kana beberapa hari.

"Gue kangen sampe bikin Gue gila Na, Lo Kok bisa bikin gue segila ini?" Gumam Mew dan Kana malah semakin mengeratkan pelukannya menyembunyikan wajah itu di ceruk leher Mew.

"Sini dulu dong, Gue mau lihat wajah cantiknya Gue.." Mew menarik wajah Kana dan tersenyum kecil, Kana sangat cantik dan manis di waktu bersamaan apalagi hidung nya yang memerah seperti tomat karena baru selesai menangis.

LEADER IN LOVE (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang