Bab 12

243 24 2
                                    

Follow & vote yak-!
.

~ 12  ••  "Cinta tidak selamanya indah, dia bisa menjadi yang terjahat" ーDavendra Gerald Alaskar.

2 jam berlalu. Gerald merasa emosi nya sudah sangat siap dilampiaskan. 2 jam ia menunggu postingan Arceline, tetapi mungkin gadis itu ingin sekali bermain-main dengan nya. Baiklah, ia ladeni itu.

Gerald bersiap-siap memakai pakaian serba hitam dan membawa motor Ducati nya ke perusahaan papa Celine.

"Saya mau ketemu dengan bapak Aidan. Ceo perusahaan ini" tutur Gerald tanpa basa-basi pada receptionist di lobby perusahaan.

"Maaf, sebelum nya sudah ada janji?"

Kesal, akhirnya Gerald menghubungi Delvon.

"Ha?" Sahut Delvon begitu telepon terangkat.

"Minta nomor om Aidan. Bokap Celine"

"Hah?! Lo udah mau serius aja sama dia Ndra?? Trus Mikha gimana? Buat gue?" Sahut Delvon terkejut.

"Dah gue bilang Mikha ga boleh lo sentuh an*ing!" Umpat Gerald kesal. Gerald memang pernah bilang sama semua teman nya yang mengenal Mikhaー "jangan pernah sentuh Mikha selama gue hidup".

"Hahahah .. becanda. Trus ngapa lo minta nomor bokap tu cewe?"

"Kirim aja dulu. Ntar malem gue kasih tau"

Tut.

5 menit setelah sambungan telepon usai, Delvon mengirim nomor bokap Celine.

Tak menunda, Gerald langsung menghubungi pria itu.

"Ya? Halo? Ini siapa?" Sahut pria di seberang sana.

".. halo om, ini Vendra Alaskar. Anak ...ー" Gerald terdiam. Ia benci harus menyebut nama itu.

"Ahh .. anak Raksano Ravikansyah Alaskar?" Tanpa sadar tangan Gerald tengah terkepal erat. Sangat benci karena harus mengakui.

"... khem! Iya om"

".. ada apa kamu telfon om? Om denger kamu lagi deket sama Celine ya?"

"Iya om. Saya bisa bicara sama om? Saya di lobby, tapi katanya harus ada janji dulu baru bisa ketemu"

"Oh pas dong! Om juga mau keluar. Kita ketemu di lobby saja ya? Terus bicara di cefe Twins brother di depan"

Tak lama kedua nya akhirnya bertemu dan langsung ke Cafe Twins Brother.

"Jadi .. kenapa kamu menghubungi om?"

".. ini tentang Celine. Maaf sebelum nya lancang nemuin om, taー"

"Gapapa kok. Masa kamu ga bisa nemuin om, apalagi bicara in Celine. Jelas gapapa. Jadi hubungan kamu sama Celine gimana?" Aidan tampak sangat antusias menyambut kedatangan Gerald.

Bagaimana tidak?! Ia pikir Gerald akan meminta persetujuan nya untuk setidaknya serius. Dan dengan begitu, perusahaan nya juga akan melambung tinggi.

Gerald sedikit tersenyum melihat reaksi Aidan yang terkesan berlebihan baginya. Dasar otak politik, pikir Gerald.

"Saya langsung aja. Jadi gini .. anak om, nyakitin pacar saya, dia ngelakuin pembullyan tadi pagi pada pacar saya" jelas Gerald penuh penekanan di setiap kata nya. Sekaligus langsung membuat Aidan syok.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang