05

108 57 337
                                    

𝐁𝐢𝐬𝐦𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡...

Happy readingg🌷

Menjalankan rutinitas seperti biasa, setelah sholat isya para santriwati sedang bersiap belajar.

"Eh, katanya ustadzah Lisa pulang ya?"

"Hah? Emang iya? Pulang kenapa?"

"Iya, beneran. Denger-denger anaknya ustadzah lahiran, jadinya beliau pulang."

Mendengar perbincangan kedua santriwati yang ada di depannya, tanpa sadar Putri ikut bergabung dengan pembicaraan mereka. "Seriusan lu? Pantesan aja tadi beliau nggak ada di mushola."

Kedua santriwati itu menoleh ke belakang, dimana tempat Putri sedang duduk. "Iya, tadi aku nggak sengaja denger pembicaraan."

"Berarti kita nggak belajar dong!" seru Yuyun yang berada di samping Putri.

"Gua... Nggak yakin,"

Alis Yuyun mengerut bingung mendengar celetukan Fitria. "Emangnya kenapa?"

Fitria tidak menjawab, ia hanya melihat lurus ke depan seperti memberi tahu sesuatu. Menyadari hal tersebut, mereka mengikuti pandangan Fitria.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!" ucap seseorang memberi salam dengan suara berat seperti laki-laki memasuki mushola;tempat dimana para santriwati akan belajar pada malam hari.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh!"

"Maa syaa Allah, ganteng banget."

"Bismillah calon imam,"

"Fiks,mataku auto seger belajar."

Mendengar bisikan-bisikan para santriwati, seketika Putri bergeridig ngeri. 'Buset dah, tu orang malu-maluin bener kayak nggak pernah liat laki-laki aja. Malah gua yang malu.' batinnya.

"Kya!!!! Maa syaa Allah, ganteng banget calon suamiii." teriak Dinda dengan suara tertahan sembari menggigit gemas jarinya.

"Bukan temen gua." gumam Putri, Yuyun dan Fitria.

"Kak Fit–"

"Panggil nama aja," bisik Fitria memotong ucapan Putri.

"Itu gus bukan si?"

"Iya, bener."

"Kenapa dia tiba-tiba masuk?"

Fitria mengedikkan pundaknya. "Entah, gua kagak tau."

Setelah duduk di kursi guru khusus mengajar, Akram berdehem mengambil perhatian seluruh santriwati. "Perkenalkan nama saya Muhammad Kurniawan Akram, kalian bisa memanggil saya dengan sebutan Akram, dan saya adalah cucu dari umi Fatimah Nur Astuti dan abi Umar Hasan Al-Farouq, pemilik pesantren. Mungkin diantara kalian ada yang bingung kenapa saya tiba-tiba masuk ke mushola, yang dimana tempat kalian belajar. Jadi, saya di sini akan menggantikan ustadzah Lisa untuk mengajar kalian sementara. Karena anak beliau baru melahirkan."

Matanya perlahan menyapu seluruh santriwati yang hadir. "Saya mau buat perubahan sedikit. Kalau di setiap pelajaran saya, yang tadinya duduk di belakang jadi di depan. Begitu pula sebaliknya."

Mendengar penuturan Akram, raut wajah Putri seketika ditekuk kesal. "Dih? Apaan si? Gua kagak bisa tidur kalo kek gitu caranya." gerutunya.

"Aih, ari kamu niatnya mau belajar apa mau tidur?" tanya Nabila.

Putri berdehem berpikir. "Dua-duanya si, yang pertama niat belajar, tapi kalo ngantuk ya tidur." jawabnya cengengesan.

Dinda menoleh ke arah belakang. "Jangan kayak gitu lah Putri, ambil aja hikmahnya. Kita bisa cuci mata." bisiknya sembari menaik turunkan alisnya.

Who Am I? (𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang