Legend of the Duke's Son (B1)

Bab 105

Hujan berlangsung selama lebih dari 20 hari, dan Universitas Tianmen, yang baru saja mulai sekolah, memiliki liburan 20 hari lagi. Selain itu, tidak nyaman bepergian selama hari hujan, dan sekelompok remaja berusia 14 dan 15 tahun sudah lama tidak bertemu. Setelah mengolok-olok Xiang Zhuo. Setelah itu, semua orang membicarakan urusan mereka sendiri, dan terkadang beberapa lelucon pecah, dan suasananya tidak pernah sedingin ini.

"Berbicara Liangliang, Anda benar-benar menyembuhkan Raja Qingping? Ketika saya mendengar bahwa kaisar memberi Anda pernikahan, saya sangat khawatir. Kaisar hanya menipu orang. Sayang sekali ayah dan kakak laki-laki saya tidak mengizinkan saya pergi, kalau tidak saya akan Anda datang lama sekali, tetapi untungnya Anda memiliki keterampilan medis yang sangat baik dan menyembuhkan Raja Qingping, jika tidak bagaimana jika Anda menjadi seorang putri? Seluruh hidup Anda akan hancur. "

Selama obrolan, Xiang Zhuo akhirnya beralih ke topik utama, inilah pertemuan mereka hari ini. Alasan utama untuk berkumpul adalah karena sebagai teman, mereka mengkhawatirkannya, tetapi sebagai putra tertua dari keluarga besar, mereka tidak dapat bertindak gegabah dalam banyak kasus.

"Kakek pergi menemui Raja Qingping dengan kaisar hari itu, dan ketika dia kembali, kulitnya tidak tampan. Ayah dan yang lainnya khawatir akan terjadi sesuatu yang serius. Aku tidak menyangka mendengar bahwa kaisar memberi Anda dan Raja Qingping menikah di tengah malam."

Xie Yan juga menahan desahan pelan, kaisar tidak bertindak baik dalam masalah ini, tetapi sebagai anggota keluarga dari para abdi dalemnya, tidak peduli berapa banyak yang mereka miliki pendapat, mereka tidak bisa mengatakannya dengan santai.

“Itu benar, ayahku memberitahuku saat itu, sayang sekali untukmu.”

Yang Tianyu mengikuti dengan cermat, dan Wei Tan dan Zhao Hong yang lain saling memandang, tetapi mereka diam. Ada beberapa hal yang mereka semua tahu, tapi dan Anda tidak bisa hanya berbicara omong kosong. Jika Anda tidak berhati-hati, Anda dapat mengeluarkan bencana dari mulut Anda dan mempengaruhi seluruh keluarga.

"Apa yang kamu lakukan? Bukankah ini sudah berakhir?"

Melihat suasana menjadi berat sesaat, Shen Liang, sang protagonis, tersenyum dan berkata: "Tuhan memiliki mata, dan orang baik akan dibalas dengan hal-hal yang baik. Dia memainkan peran penting dalam insiden Wangyuecheng. Bagaimana mungkin Tuhan membiarkan dia mati muda? Sekarang dia telah bangun dan tubuhnya pulih, bukankah seharusnya kamu bahagia untukku? Setelah aku menikah dengan istana, aku akan menjadi Putri Qingping, Anda semua harus memberi hormat kepada saya ketika Anda melihat saya."

"..."

Apakah Anda berani berkulit tebal?

Sekelompok orang yang tertekan karena masalahnya tiba-tiba menjadi terdiam. Meskipun apa yang dia katakan memang benar, selama mereka tidak menikah dengan keluarga Tian di masa depan, mereka benar-benar perlu memberi hormat ketika melihatnya, tetapi tidak dapat dihindari baginya untuk mengatakan ini.

"Ya, ya, Anda adalah Putri Qingping, dengan status bangsawan. Bolehkah saya memberi hormat kepada Anda?

Xiang Zhuo, yang pertama pulih, memutar matanya dan berdiri untuk memberi hormat kepadanya. Semua orang tidak bisa menahan tawa. Shen Liang berpura-pura serius, dan melambaikan tangan kanannya dengan tegas: "Maaf, Xiaozhuozi, duduklah. "

"Persetan..."

"Haha..."

Tiga kata Xiao Zhuozi langsung menyulut Xiang Zhuo, dan sisanya tertawa terbahak-bahak. Berhenti mengaduk.

"Tapi Liangliang, itu tujuan yang baik bagimu untuk menikah dengan Raja Qingping. "

Setelah tertawa, Xiang Zhuo berkata dengan sedikit kecewa. Dia mengagumi Jing Xiran sejak dia masih kecil. Ketika dia mengetahui bahwa dia dan Huaiyanghou pergi ke Kota Wangyue untuk mendukung Jenderal Ling, dia memberi tahu ayah dan saudara laki-lakinya bahwa dia ingin menikah dengannya karena dorongan hati. Apa yang terjadi pada Jing Xiran, yang tahu bahwa ayah dan saudara laki-lakinya, yang selalu mencintainya, mengubah ekspresi mereka secara drastis, dan memerintahkannya untuk tidak membicarakan masalah ini lagi, bahkan tanpa memikirkannya. Untuk pertama kalinya, dia merasa bingung dan tidak berdaya tentang masa depan.