Dua Puluh Satu

313 44 8
                                    














Selamat Membaca ❤️✨








“Lu kapan pacaran sama Raya?” saat baru saja Aya menginjakkan kaki di area gerbang sekolah, seorang murid yang pernah satu bimbingan olimpiade dengannya itu memilih menghampirinya dan berjalan di sampingnya untuk menanyakan hubungan Aya dengan Raya.

Tentu saja Aya menampik rumor yang sabtu hingga minggu terus berseliweran di base Twitter sekolah.

“Gua gak pacaran sama Kak Raya. Kak Raya itu adeknya pacar kakak laki-laki gua, Kak,” kata Aya.

Orang di sampingnya manggut-manggut. “Ohh... Gitu. Kirain lu pacaran sama Raya. Soalnya Raya deket sama Zora. Mereka rumornya pacaran karena deket banget di sekolah. Mereka juga sahabat deket,” kata orang itu lagi.

Aya cuma mengangguk-angguk ria mendengar penjelasan senior di sebelahnya itu.

“Eh, lu bukannya suka sama Juna, ya? Perasaan dulu-dulu lu trending juga di base karena kasih minuman ke Juna tapi ditolak,” terka sang senior.

Aya tertawa bego mendengar ucapan itu.

Sial.

Dirinya dikata trending karena kasih minuman tapi ditolak.

“Iya, Kak.”

Orang di sebelahnya agak sedikit kaget. “Oh, beneran? Kenapa lu gak suka aja sama Niki? Dia bukannya demen sama lu, ya? Pas bimbingan gua sering liat dia ngeliatin elu?” ucap gadis berdarah Indonesia-Jepang itu padanya.

Aya tertawa hambar. Niki? Gak salah?

“Lucu lu Kak. Ya kali? Kayak dodol sama rengginang entar,” ini perumpamaan Aya memang agak aneh. Entah susu atau kopi gitu? Ini kenapa rengginang sama dodol?

Namun, mendengar jawaban itu, seniornya mengira kalau Aya bisa aja mau sama Niki, tapi terhalang kulitnya yang hitam.

“Sakura!” seorang gadis memanggil nama seniornya.

Seniornya berhenti berjalan tepat di depan salah satu kelas sepuluh, membuat Aya ikut berhenti. Sang senior menoleh melihat teman yang memanggilnya. Begitupula Aya.

Masya Allah... sepertinya orang-orang di sekitar Aya pada cantik semua, ya? Apa cuma dia yang buluk?

Sepertinya sekolahnya layak disebut sekolah SOPA versi Indonesia. Pasalnya, murid-muridnya pada rupawan semua.

Duh, kenapa Aya makin insecure, ya?

“Eh, Aya?” seniornya menyapa Aya dengan senyum ramah.

Chacha Faradika, senior cantik yang jago nyanyi, teman dekat Sakura.

Berdiri di samping dua seniornya itu ibarat bunga taik ayam ditaruh samping-sampingan dengan bunga tulip, gerbera, baby breath, mawar, sakura, melati, ataupun lily.

“Cie, pacaran sama Raya,” ucapnya dengan senyum menggoda.

“Dia gak pacaran sama Raya, Cha,” Sakura langsung menepis.

Chacha agak terkejut, tapi ia sembunyikan. “Kirain.”

“Iya, kan? Soalnya Raya gak pernah posting foto cewek. Langka banget. Ya gak, sih?” kata Sakura.

Chacha dan Sakura memandang Aya dengan serius.

“Lu beneran gak pacaran sama Raya?” selidik Sakura.

Aya mengangguk.

“Masa, sih? Lu kemaren-kemaren deket sama Raya di aula musik. Lu juga jadi rekannya Raya untuk nyanyi bareng di acara pensi nanti. Masa, sih?” Chacha sudah tahu kalau Raya dan Aya akan bernyanyi di sekolah saat acara pensi nanti karena gadis itu satu ekskul dengan Raya.

💚 Say It, Please! ™ - (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang