Bagian 7 (-katanya- Kawan Part 3)

1 0 0
                                    

Aku kira untuk menceritakan kisahku ketika aku masih memakai seragam putih abu-abu cukup untuk dua part saja.

Namun ..

Entah mengapa saat ini aku tidak bisa berhenti. Banyak sekali yang ingin aku ceritakan disini. Banyak sekali pengalaman-pengalaman menarik yang ingin aku bagikan disini.

Sampai mana pembahasan kita kemarin ?.

Ahh .. iyaa.

Akhirnya aku dan sainganku itu menjadi sahabat. Tidak ada lagi perselisihan antara kami. Tidak ada lagi hal-hal yang harus dibandingkan antara aku dengan dia.

Semua berjalan baik dengan semestinya. Aku dengan nilaiku yang cukup memuaskan. Dan dia dengan nilai dia yang juga cukup memuaskan. Tidak ada lagi iri dengki ketika dia berhasil mendapat nilai yang lebih besar dariku. Tidak ada lagi rasa khawatir tersaingi.

Apa sebelumnya aku pernah mengatakan jika akupun memiliki grup ku sendiri ?.

Nahh .. ada drama menarik sekali disini.

Aku memiliki grup atau bahasa gaulnya 'geng' yang beranggotakan kurang lebih sekitar tujuh atau delapan orang. Termasuk aku dan sahabatku itu tentunya.

Bisa dibilang kami adalah manusia-manusia yang cukup rajin dikelas. Rajin berisik adalah hal yang paling penting. Guru-gurupun cukup mengenal bagaimana sifat dan karakter kami masing-masing. Meskipun kami selalu membuat gaduh dikelas. Namun kami tidak pernah lupa akan kewajiban kami sebagai seorang pelajar.

Grupku adalah grup yang memiliki hobi bernyanyi. Jangan tertawa !. Aku bersungguh-sungguh ketika aku mengatakan kelompokku berisi orang-orang yang hobi bernyanyi.

Hampir ketika menjelang waktu pulang atau ketika jam kosong kami selalu bernyanyi. Dengan bantuan meja yang dipukul kami bisa bernyanyi dengan begitu nikmat. Entah itu lagu pop, laku anak-anak, sampai lagu dangdut pasti kami nyanyikan.

Berawal dari grupku yang suka bernyanyi. Semua merembet. Akhirnya semua anggota kelasku pun hobi bernyanyi. Kelasku menjadi semakin gaduh. Sampai kelas tetanggapun ikut melihat keramaian apa yang kelasku lakukan.

Menurutku itu adalah hal yang cukup membanggakan. Karena suara kami bisa bersatu. Menghasilkan nyanyian yang cukup enak didengar jika dinyanyikan oleh banyak suara.

Bahkan, hampir disetiap upacara hari senin. Kelasku selalu menjadi paduan suara. Itu adalah hal yang mengasikkan. Karena tempat paduan suara itu sangat teduh. Sinar matahari pagi tidak bisa membuat kami kepanasan.

Dari berbagai jurusan pun sudah tidak aneh lagi jika kelasku pun kembali menjadi petugas paduan suara.

Yeyyy .. mari kira bertepuk tangan dengan kencang karena ternyata kelas kita bisa melakukan sesuatu hal yang berguna selain membicarakan kejelekkan masing-masing dibelakang. *prok prok prok.

Suatu hari. Kelasku mendapat jadwal untuk menjadi petugas upacara. Kami satu kelas merasa sangat antusias. Kami sangat bangga. Karena kelas kami terkenal dengan kekompakkannya.

Sampai kami sengaja memasang pita merah putih didekat bahu kanan –atau mungkin bahu kiri. Untuk menjadi tanda, jika kelasku yang sedang menjadi petugas upacara dihari senin itu. Membuat kami berbeda dengan kelas lainnya. Membuat kami merasa paling harus dilihat.

Selesai upacara kelasku melakukan sesi foto sebelum memulai pelajaran. Karena yaa seperti alasan klasik lainnya. Untuk kenang-kenangan. Kami berdiri cukup rapi didekat tulisan sekolah kami. Memasang senyum paling lebar ketika kelas lain melirik-lirik apa yang akan kelasku lakukan. Dan tersenyum bangga karena upacara hari itu lancar.

Gadis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang