Bagian 9 (Berbeda)

1 0 0
                                    

            Sebenarnya aku cukup malas untuk membahasnya disini.

Membahas laki-laki yang pernah menjadikanku ratu sekaligus laki-laki yang sempat melecehkanku.

Tunggu !! ..

Maksud melecehkan yang aku maksud adalah pelecehan secara verbal. Pelecehan secara lisan. Dengan kata-kata. Bukan dengan tindakan.

Ugh !! .. Aku menjadi semakin jijik padanya.

Tapi untuk menjadi pelajaran.

Sekaligus untuk memberitahu pada kalian, jika pelecehan secara verbal itu acap kali diucapkan, meski tanpa sadar sekalipun. Atau dalam dalih 'bercanda'.

Aku pernah dekat dengan seorang laki-laki.

Laki-laki baik yang dengan begitu beraninya mengajakku untuk menjalani kehidupan dengannya. Singkatnya, dia mengajakku menikah.

Dia laki-laki yang cukup rajin. Dia bekerja dari pagi sampai sore hari tanpa merasa lelah. Point plus-nya dia pintar memasak. Hampir disetiap kita bertemu. Dia tidak pernah lupa untuk membawa makanan hasil masakannya.

Aku yang tidak pernah menolak setiap rejeki tentu saja selalu merasa senang dengan apa yang dia bawa.

Singkat cerita akupun ingin mempunyai hubungan yang serius dengannya. Melihat teman-temanku yang sudah menikah. Tentu saja itu membuatku ingin cepat menikah juga.

Laki-laki itu datang. Dia datang dengan janji yang membuatku semakin yakin untuk hidup bersamanya.

Suatu waktu dia datang kerumahku. Pembahasan yang kami bahas waktu itu cukup serius. Dia menanyakan beberapa pertanyaan yang sepertinya harus aku jawab dengan serius juga.

Dia bertanya tentang apakah aku suka bermain dengan banyak laki-laki. Dia bertanya apakah aku pernah 'berhubungan' dengan mereka. Dan beberapa pertanyaan lain, selayaknya pertanyaan yang ingin sang calon suami ketahui tentang calon istrinya.

Meskipun sebenarnya aku cukup risih dengan apa yang dia tanyakan. Namun, karena aku memiliki niat yang cukup serius dengannya. Dengan tegas aku mengatakan. Aku tidak pernah melakukan segala hal apapun, seperti yang dia tanyakan.

Bahkan untuk berciuman saja aku tidak pernah.

Jangankan ciuman dibibir.

Cium pipi dan cium kening saja tidak pernah aku lakukan dengan laki-laki manapun.

Benar !!.

Ini adalah jawabanku yang sebenar-benarnya.

Kemudian bibirnya mengulas senyum tipis ketika dia mendengar jawabanku. Mungkin apa yang aku katakan sesuai dengan apa yang ingin dia dengar.

Aku masih baik-baik saja dengan apa yang kami bicarakan kala itu.

Hingga ada satu pengakuan dia yang membuatku merasa seperti sedang dilecehkan.

Dia mengaku. Dia pernah bermimpi berhubungan badan denganku.

Oke .. Oke ..

Aku tarik nafas sejenak. Berusaha menahan agar aku tidak menangis saat itu juga.

Sebelumnya apakah kalian paham dengan apa yang dimaksud dengan pelecehan verbal ?.

Pelecehan verbal adalah suatu ucapan, suatu perkataan yang membuat siapa saja yang mendengarnya merasa takut, merasa risih dan merasa tidak nyaman dengan apa yang sedang dibicarakan.

Gadis KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang