2.#

805 89 3
                                    

Hari ini, Jisung sedang berada didalam kelasnya, kelas 11 IPA 1 ia tengah duduk bersama teman sebangkunya yaitu chenle.

"Gue mau cerita, le" ucap jisung, menatap chenle dengan serius.

"Perasaan lo dari tadi bicara deh"

"Ishh, gue mau cerita. Dengerin! "

"Cerita apa? Soal mantan lo lagi? Belum move on'kan sama dia? " chenle sudah menebak duluan. Akhir-akhir ini, jisung sering bercerita tentang mantannya yang ia putuskan karena selingkuh saat masih berpacaran dengannya. Jisung yang memutuskan. Dia juga yang gamon.

"Bukan, gua udah move on ya. Jangan asal nebak aja lo". Bohong jisung. Nyatanya, ia masih sayang dan berharap kalau mantannya akan kembali padanya.

"Bagus.yaudah , cerita apa? " tanya chenle, ia memperbaiki posisi duduknya dengan nyaman.

"Jadi gini, semalam ya kan gue lembur tuh. Terus diperjalanan pulang, gue dengar suara teriakan, pas gue liat ternyata arah suaranya dari rumah kosong yang sering gue lewatin itu. Gue ngintip ya kan, eh didalam ada cowok yang nembak cewek weyyy., bayangin aja lah merinding nya saat liat orang itu tebak dengan keadaan, masih hidup" jelas jisung panjang lebar, dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Bagus dong" ucap chenle singkat. Membuat jisung membelakakkan matanya.

"Bagus lo bilang?" tanya jisung tidak percaya.

"Ya baguslah, dia nembak ceweknya di rumah kosong. Itu sebuah effort yang membutuhkan skill keberanian diatas rata-rata" chenle tidak mengerti 'tembak' yang dimaksud oleh jisung itu apa.

"Skill keberanian palamu, dia nembaknya pake pistol ishh"

"HAH? " chenle hampir saja jatuh dari tempat duduknya karena terkejut.

"Iya, dia nembaknya pake pistol, 3 kali tembakan sampe tuh cewek mati" ucap jisung takut, sedang chenle masih menganga tidak percaya.

"Mingkem, le" jisung yang melihat chenle terus saja menganga itu reflek menutup mulut chenle.

"Lo bercanda kan? " tanya chenle masih tidak percaya.

"Gue gak bercanda, gue serius. Kejadian itu masih terus mutar-mutar di otak gue , jelas banget tuh cowok pas pas nembak cewek itu, reflek gue teriak dong"

"Lo teriak? Dia gak dengar kan? " tanya chenle, kini matanya mulai melotot.

"Dengarlah"

"OMGGG, terus gimana selanjutnya" heboh chenle, ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

"Terus, gue lari lah, eh di kejar dong sama tuh orang"

"Habis itu? Kok lo masih hidup? "chenle mulai takut pada jisung, jangan jangan ini hanya arwah jisung.

"Pas gue lari, dia kejar. Habis itu ngancem kalo gue tetap lari, dia bakalan nembak, spontan gue berhenti. Terus, dia nyuruh gue balik, dia ganteng sih kalo menurut gue, ganteng banget malah. Tapi keknya dia psikopat deh.".

"Terus gimana? " chenle sudah mulai terbawa.

"Gue fikir dia bakal bunuh gue , ternyata gak. Dia mau gue jadi pacarnya, gilaaa. Jelas gua nolak lah dia cowok dan gue juga cowok mana mungkin gue belok sama tuh orang." jawab jisung, dengan nada kesal.

'Ga sadar pa dia, kalo dia itu cantik? Gimana dia gak terpanah liat wajah jisung, jisung ganteng tapi berbelok ke cantik, bibirnya yang tebal mungil seperti berbentuk love, warna bibir yang pink mengkilap, dan pinggang yang ramping seperti cewek. Cewek-cewek kalah dah sama pesonanya jisung. Hehe.'

"Terus? Pas lo nolak dia, marah gak? "

"Gatau sih. Tapi, dia gak suka kalo gue ngomong pake kata lo-gue ke dia, harus pake kata aku-kamu"

psikopat loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang