Kopi

8 1 0
                                    

Fajar menyambut pagi, tak lupa dengan kang sayur yang mulai beranjak ke pasar. Petani-petani padi juga tak ingin kalah, mereka dengan gagahnya memikul cangkul di pundak.

Aku lebih suka meminum kopi, ibu yang sudah lama di dapur lebih memilih untuk menyeduh. Entah, ibu lebih suka anaknya menikmati kopi buatannya daripada ia harus menyeruputnya seorang diri. Tapi, memang enak kopi racikan seorang ibu.

Sepagi ini, kopi membangunkan semangatku. Namun, bibirku hanya bisa melebarkan senyum, sementara kedua kakiku lebih memilih untuk bergegas tidur. Ya, begitulah seorang sarjana yang belum bekerja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hu.janTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang