"Gw tau, awan itu tinggi, susah di gapai, tapi apa salahnya untuk mencoba?"
-Reno Maheswara-
****
Satu peluru melesat mengenai kepala salah satu tentara yang berdiri di samping Carlie, tentu pelakunya adalah Juna yang berada di atas sana.
"Gak akan gw biarin nafas lo semua"gumam lelaki tersebut, dengan mata yang tajam menatap ke arah bawah, peluru terus di lepaskan ke bawah sana, menghujani tentara militer tersebut.
Disisi lain, Ana beserta Reno berhasil melumpuhkan dua tentara yang berada di halaman belakang, dan kini mereka masuk lagi ke dalam toko roti.
"Shut up!"bisik Ana sambil mengunci salah satu leher tentara yang berada di depannya, pisau yang Ana genggam menggesek leher tentara itu lalu beralih di tusukkannya ke jantung, Ana meletakan tubuh kekar itu ke lantai dengan hati-hati, tentara yang ada tersebut menggeliat seperti ulat sambil memegangi lehernya yang sudah di penuhi darah sambil terbatuk pelan.
Disisi lain Reno juga berhasil melumpuhkan dua dari salah satu tentara itu, bunyi renyah sangat nyaring terdengar di telinga Reno saat lelaki tersebut memutar kepala tentara itu seratus delapan puluh derajat.
Ana juga berhasil melumpuhkan yang satunya lagi, di mana tentara itu malah sibuk mengobrak-abrik laci yang berada di toko itu, membuat gadis itu banyak mempunyai celah untuk melumpuhkan nya.
Mereka berdua keluar dan menghampiri sumber suara yang di mana suara sniper Juna terdengar sangat keras di beberapa sudut kota.
"Gw yakin itu Juna, karena gw kenal suara senjatanya"
"Wah sembrono banget itu anak, kalau para infected datang gimana?"
Setelah beberapa saat mereka berlari, mereka akhirnya sampai di mana sumber suara itu berasal, di sana sudah ada baku tembak antara Juna beserta tentara lainnya.
Reno yang melihat itu tentu saja membantu, ia segera mengeluarkan senjata api, dan mulai menghabisi tentara-tentara itu.Sedangkan Ana mengamankan Carlie yang sedari tadi berdiri di tengah baku tembak tersebut.
Mayat bergelimpangan di mana-mana, tentara berseragam lengkap itu, berhasil di kalahkan eh Juna dan Reno, tapi tidak sampai di sini, para zombie di belakang sana sudah mulai berlari ke arah mereka akibat mendengar suara berisik, mereka ber-empat pun berlari.
Reno melemparkan sebotol bom molotov kepada Juna dan mereka bersama-sama melemparkan kedua bom molotov itu ke arah zombie yang mengejarnya dan bomb, suara ledakan terjadi, makhluk itu terbakar.
Mereka terus berlari sampai di satu titik saat situasi sudah mulai berjalan seperti semula, mereka mulai menurunkan kecepatan berlari, di saat itu juga di depan sudah ada satu tentara yang mencegat mereka, kondisinya sangat memprihatikan dengan luka tembakan di kakinya, tentara itu menodongkan pistol nya.
"Angkat tangan kalian, atau saya tembak dia"Tentara itu mengarahkan pistolnya ke arah Carlie, gadis kecil itu hanya meringkuk ketakutan di bawah sana sambil memeluk kaki Juna.
"Santai pak"balas Reno sambil berjalan ke depan.
"Saya bilang diam di situ!"
Reno seketika terdiam, menghentikan langkahnya.
"Turunin semua tas kalian!"titah tentara itu lagi, dan mereka menyetujui nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASCA APOCALYPSE
AdventureAku ingin bebas, aku ingin berpetualang, aku ingin mimpiku menjadi nyata. TIDAK TIDAK!!! SEMUA ITU BOHONG AKU TIDAK INGIN SEMUA ITU TERJADI. Kejadian itu mulai menjadi nyata, saat virus aneh telah bermunculan, makhluk lambat tersebut sudah menyebar...