"Kalau suka sama seseorang, ya kejar, gengsi gak akan menyelesaikan masalah"
-Arjuna Sadewa-
****
"Woi kenapa mereka harus berhenti disini"gerutu Ana kesal, sekarang posisi mereka sudah berada di perumahan terbengkalai dan sedang bersembunyi di samping mobil yang sudah mati.
Di depan sana, para militer itu sedang berbaris rapi, mereka baru di kasih arahan oleh atasannya yang ternyata adalah seorang perempuan, bagaikan cenayang mereka seperti tahu bahwa kelompok Ana akan berjalan kesini.
"Ngeri, mereka berapa banyak jir, perasaan kedua mobil tadi gak ngarah kesini deh"Juna menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Prediksi gw sih mereka ada empat kelompok, dan setiap kelompok di beri tugas untuk mengecek beberapa sudut kota"Reno menjelaskan panjang lebar.
"Kalian lihat ke sana deh"Ana menunjuk ke arah mobil para militer.
"Mobil anti peluru jir, kita gak bisa ngelawan, sekali ketabrak wassalam kita"lanjutnya lagi."Gw gak takut, selagi bisa kita coba dulu!"Reno mengeluarkan motto kebanggaan nya.
Ana memutar bola matanya malas
"Muak gw Ren sama omongan lo""Sewot amat lo!"
Mereka berdua kembali bertengkar, tetapi dengan suara yang sangat kecil, Juna yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Ssst woi mereka udah bubar"Juna menepuk bahu Reno, agar mereka terlerai.
Terlihat atasan militer itu masuk ke dalam salah satu mobil dan meninggalkan mereka.
Reno tidak menanggapi perkataan Ana lagi dan beralih ke depan.
"Berpencar gak tuh, pinter juga"Terlihat juga di depan sana, tepatnya di rumah yang terakhir, terlihat sniper yang sedang bersiap, dia berada di tingkat di mana disitu ada sebuah jendela yang mengarah langsung ke mereka.
"Jun...""Ya, gw tau Na, andai sniper gw ada silent nya, udah gw bidik dari tadi"
Mereka mencoba menyusun rencana, mereka harus menghabisi orang-orang itu agar, bisa berjalan ke arah jembatan, tepatnya di belakang rumah terakhir di perumahan itu.
"Jadi lo bakal ke sana?"Reno mengulang pertanyaan yang sama ke pada Juna, lelaki tersebut mengangguk dengan mantap.
"Bahaya tau Jun, gak usah deh, kita maju sama-sama aja ya?"Ana mencoba menghentikan nya, tapi Juna terlanjur sudah mulai berjalan dengan posisi tubuh yang menunduk, Ana menghela nafas, memang lelaki itu susah untuk di ajak bekerjasama.
"Na, lo disini ya gw mau maju buat ngekaver Juna"
"Gak mau!, Aku mau ikut pokoknya"
"Terserah, lo ikut harus jaga si Carlie juga"Reno menegaskan Ana, gadis itu hanya mengangguk setuju.
Bergerak juga mereka berdua, dengan Carlie yang di belakang mengikuti nya, berhati-hati namun pasti, dua sejoli itu berhasil melumpuhkan beberapa tentara yang berada di dekat mereka.
"Shut up"Ana mengarahkan pisau ke salah satu tentara yang dia sandra, menyeretnya ke samping mobil agar tidak terlihat oleh si sniper, setelah kondisi aman, Ana menancapkan lah pisau yang ia miliki ke leher lelaki tersebut dengan sadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASCA APOCALYPSE
AdventureAku ingin bebas, aku ingin berpetualang, aku ingin mimpiku menjadi nyata. TIDAK TIDAK!!! SEMUA ITU BOHONG AKU TIDAK INGIN SEMUA ITU TERJADI. Kejadian itu mulai menjadi nyata, saat virus aneh telah bermunculan, makhluk lambat tersebut sudah menyebar...