Mengulas balik bagaimana empat sekawan bertemu. Awalnya mereka berempat hanyalah seorang siswa kelas satu SMA yang sedang mengalami masa pubernya. Mereka bukan teman satu kelas atau teman satu sekolah. Raka, Arjen, Hugo dan Nanta satu sama lain tak pernah mengenal sebelumnya. Pertemuan mereka berawal dari ketidaksengajaan.
Suatu hari, sekolah Hugo atau lebih tepatnya ana anak pentolan di sekolah Hugo berniat untuk menyerang sekolah yang sudah menjadi musuh bebuyutan atau lebih tepatnya tawuran. Waktu itu, Hugo yang masih kelas satu dan masih segan dengan kakak kelas terpaksa ikut dalam kegiatan yang katanya membela sekolah. Padahal Hugo tau kalo tawuran sama sekali tak ada baiknya.
Rencananya tawuran akan dilakukan setelah pulang sekolah. Titik tawuran ada di sekitar lapangan yang ada di dekat sekolah rivalnya. Hugo yang baru kali ini ikut tawuran hanya bermodalkan botol air mineral sambil ikut berlari. Ikut menyoraki sekolah rivalnya itu, tentunya Hugo ada di barisan paling belakang sendiri. Hugo tak mau mengambil resiko toh dia masih sayang nyawa dan pengen dapet restu bapak ibu buat pacaran sama anak komplek sebelah. Bisa tambah gak direstuin kalo tau anaknya ikut tawuran padahal tawuran sama pacaran gak nyambung sama sekali. Pikirnya begitu.
"Yan, gue capek nih, berhenti dulu lah kita"
"Ya elah Go, masak baru lari bentaran aja udah capek. Tuh yang di depan udah mau nyerang" balas Iyan teman sekelas Hugo
"Ya udah lo aja sono yang ke depan gue ngadem bentar disini. Mumpung pohonnya rindang"
Iyan akhirnya meninggalkan Hugo sendirian di bawah pohon itu. Dari jauh Hugo hanya mengamati bagaimana mulai ricuhnya tawuran yang terjadi. Sambil berselonjor ria dan meminum air yang masih sisa sedikit di botol yang ia bawa. Pikirnya yang penting tadi udah absen kehadiran ikut tawuran.
Belum juga ada 10 menit, Hugo mendengar suara sirine mobil polisi. Massa tawuran yang tadi semangat menyerang sekolah rival itu malah terlihat berbalik arah dan berlari panik. Hugo yang melihatnya langsung saja ikut berlari tanpa tujuan. Hugo gak mau baru sekali ikut tawuran itupun terpaksa harus ketangkep polisi. Bisa-bisa sampe rumah di sembelih sama bapak.
Hugo berlari dan sesekali melihat ke arah belakang, ia melihat beberapa anak sekolahnya diciduk polisi dan langsung di bawa ke mobil polisi. Hugo pun semakin kencang berlari. Karena, ia sudah merasa terlalu jauh dan tenaga nya sudah mulai habis akhirnya Hugo memutuskan untuk beristirahat di gedung kosong.
"Tau gini gue tadi pura pura sakit aja dah" monolog Hugo yang merebahkan tubuhnya di lantai gedung yang sedikit kotor itu
Tak lama, Hugo mendengar suara hentakan kaki berlari yang terdengar tergesa gesa semakin jelas ke arah gedung. Seketika Hugo panik, dia mengira polisi menyelisik sampai ke gedung kosong.
Tiba tiba ada dua orang yang masuk dari arah samping. Yang satu masih dengan seragam sekolah yang tak asing bagi Hugo dan yang satunya lagi mengenakan celana training dan kaos berlogo deus. Mereka berdua masih mencoba mengatur nafasnya. Belum menyadari ada keberadaan Hugo di sana
"Gila, niatnya mau kabur malah kejebak tawuran" ucap cowok berkaos masih dengn nafas tersengal sengal
Cowok yang berseragam sekolah kaget saat dirinya sadar jika dari tadi ia berlari diikuti oleh seseorang
"Hah lo siapa?""Lah lo juga siapa? Gue cuma ngikutin lo tadi"
"Hhmm hmm, pemisi mas mas"
Mereka berdua kaget saat tiba tiba Hugo berdiri di hadapan mereka.
"Laah lo siapa lagi?" ucap bersama dua cowok tadi
"Gue lagi ngumpet, tadi ada tawuran. Kalian juga lagi sembunyi ya?" Tanya Hugo
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDSHIT (00linedream) on hold
FanfictionPerihal empat raga yang sedang menjalani lika liku kehidupan di masa muda berkelut dengan masalah keluarga, percintaan dan keegoisan mencari jati diri. "Apapun yang terjadi pergi berempat pulang harus berempat. Gak usah peduliin orang lain, yang pen...