BAB 10

3 1 0
                                    

Masih di mansion verren, mereka sekarang sedang bersenang senang sambil mengacak ngacak ruang keluarga verren. Nampak dari tadi mereka semua melempar bantal sofa ke arah satu sama lain.

"KENAK LO RIC! HAHAH!" teriak Aftadya yang baru saja memukul bantal sofa ke arah Morica.

"Sialan lo af!" Teriak morica mengejar Aftadya.

Saat sedang mengejar Aftadya, tiba tiba morica tersandung meja makan, lalu ia terjatuh dan kepalanya mendarat di lantai terlebih dahulu.

Disitulah ia berteriak lalu menyalahkan meja makan yang ada di sampingnya. Bukan hanya menyalahkan, ia tampak menendang nendang meja tersebut dan memukulnya seolah olah benda itu bernyawa.

"Kurang ajar lo ya!" Teriak morica yang masih saja berhadapan dengan meja makannya.

"Ric ric udah ric! Gilak Lo ya! Itu cuma benda mati!" Ucap Aftadya menarik badan Morica.

Verren lalu langsung menghampiri keributan yang ada di dapur. Ia tidak habis pikir dengan kelakuan istrinya yang kekanak Kanakan. Padahal kalau dimana mana terlihat badass, tapi giliran dirumah sangat berbeda 180°.

"Yaampun ric kenapa sih Lo! Ada aja kerjaan Lo ya! Ini kepala kenapa?" Ucap verren yang terlihat khawatir melihat kepala Morica yang berdarah.

"Aduhh sakit kepala gw ver habis kepentok lantai" ucap morica sambil memegangi kepalanya yang berdarah.

~~~~~~

Singkatnya, Morica lalu diobati oleh sherelina, karna sherelina lah yang ahli dalam hal seperti ini.

"Lain kali hati hati ric, lagian ngapain sih lari larian, kayak bocah aja" ucap sherelina.

"Ini loh gara gara bocah sialan ini, ngelempar bantal ke muka gw" ucap morica lalu mendorong Aftadya menggunakan tangan kanannya.

"Bocah bocah, ada aja tingkahnya" ucap Forken.

"Halah Lo juga bocah!" Kesal Gerelt.

"Udah udah kagak usah ribut, Lo semua kayak bocah! Cuma gw disini yang paling dewasa" ucap deniel yang terlihat seperti paling DEWASA.

Sontak semua bersorak ke arah deniel. Tiba tiba morica merangkak ke arah verren yang tengah duduk sambil mengamati semua anggota inti geng.

"Aii dedek, Agi ngapain?" Tanya Morica yang sontak langsung memeluk verren dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang verren.

"Kenapa lagi ni bocah? Belum juga sembuh tu luka" ucap verren yang heran dengan perlakuan morica kepadanya.

"Ish mang ngapa sih, gak seneng banget keliatannya!" Ucap morica sambil mengangkat mukanya lalu menatap verren.

"PANASSS WOY PANASSS" teriak Forken yang sudah tertular oleh Aftadya.

Bukannya menghentikan aksinya justru morica langsung duduk di pangkuan verren. Disitulah kedua wajah mereka bertemu, ia lalu memeluk verren. Verren hanya bisa geleng geleng kepala dan memeluk balik istrinya.

"Wah makin menjadi jadi aja Lo berdua" ucap Verminania yang sedang bermain catur dengan sazavar.

"IYES GW MENANG COY!" Teriak sazavar yang baru saja memenangkan permainan caturnya dengan Verminania, sontak ia langsung memegang bagian bawah catur tersebut dan mengangkatnya hingga pion pion catur mengenai muka Verminania.

"ARGH!!! NI ORANG KENAPA SIH?!" Ucap verminania yang tengah memegangi matanya yang terkena pion catur.

"Eh eheheheh maaf mba gak sengaja" ucap sazavar yang tidak merasa bersalah sedikitpun.

RICADYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang